Sempat Sentuh Level Terendah Tahun Ini, Harga Emas Rebound

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
16 May 2018 12:48
Hingga pukul 11.50 WIB hari ini, harga logam mulia menguat 0,23% ke US$1.293,3/troy ounce
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 mampu rebound tipis pada perdagangan siang ini, setelah sehari sebelumnya anjlok lebih dari 2% hingga menyentuh level terendahnya di tahun ini. Hingga pukul 11.50 WIB hari ini, harga logam mulia menguat 0,23% ke US$1.293,3/troy ounce.

Sempa Sentuh Level Terendah Tahun Ini, Harga Emas ReboundFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Kemarin, harga emas memang mendapatkan tamparan keras dari perkasanya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar AS, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, menguat hingga 0,68% ke 93,219, pada penutupan perdagangan hari Selasa (15/5).

Apresiasi dolar AS didorong oleh lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kemarin, yield obligasi AS seri acuan tenor 10 tahun berada di 3,08%. Tertinggi dalam hampir 7 tahun terakhir.

Kenaikan yield merupakan pertanda bahwa ekspektasi inflasi sedang meningkat. Hal ini terjadi karena data-data ekonomi Negeri Paman Sam belum berhenti mengabarkan berita baik. Ekonomi yang semakin membaik tentu berakibat pada percepatan laju inflasi.

Teranyar, penjualan ritel naik 0,3% secara month-to-month (MtM), sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara pertumbuhan secara year-on-year (YoY) mencapai 4,7%. 

Kuatnya data penjualan ritel tersebut lantas menjadi indikasi bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat AS akan menguat pada kuartal II-2018 ini, setelah pada kuartal I cukup mengecewakan. Artinya, pertumbuhan ekonomi negeri adidaya akan membaik di kuartal II-2018.

Dari sini pula peningkatan ekspektasi inflasi berasal. Ketika ekspektasi inflasi naik, cara untuk menjangkarnya adalah menaikkan suku bunga acuan. Persepsi kenaikan suku bunga acuan pun menjadi bahan bakar penguatan dolar AS kemarin.

Namun demikian, hari penguatan indeks dolar AS agak melunak, tercermin dari indeks dolar AS yang hanya menguat tipis sebesar 0,05% pada pukul 12.12 WIB.

Melandainya penguatan dolar AS dipicu oleh kabar perpecahan suara para pengambil kebijakan di The Federal Reserve/The Fed mengenai kenaikan suku bunga. Internal The Fed masih berdebat soal apakah kenaikan suku bunga harus secara agresif atau tidak.

Presiden The Fed San Francisco John Williams mengatakan bank sentral Negeri Paman Sam tersebut hanya perlu menaikkan suku bunga acuan 'beberapa kali lagi'. Tidak perlu menaikkan suku bunga berlebihan, karena dampaknya justru kontraproduktif bagi pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan terbeban bila suku bunga naik terlampau tinggi.

Sementara Wakil Ketua Pengawas The Fed Randal Quarles menyatakan ada kemungkinan ekonomi AS tumbuh lebih tinggi dari perkiraan 2,7% untuk tahun ini. Oleh karena itu, dibutuhkan kenaikan suku bunga yang sedikit agresif untuk mengerem ekspektasi inflasi. Quarles memandang The Fed punya ruang untuk sedikit agresif dalam menaikkan suku bunga tanpa memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Ketidakjelasan arah kebijakan The Fed kembali membuat pasar bimbang, dan nampaknya sebagian pelaku pasar melepas dolar AS, sehingga penguatan mata uang ini agak terhambat. Selain itu, pelaku pasar cenderung sudah melakukan akumulasi untuk membeli obligasi pemerintah AS yang saat ini menawarkan imbal hasil yang tinggi.

Harga emas juga mendapat penguatan dari perkembangan tensi geopolitik. Korea Utara secara mengejutkan membatalkan pertemuan dengan Korea Selatan yang sejatinya akan dilakukan hari ini. Bahkan, Korea Utara juga mengancam untuk mundur dari pembicaraan yang telah dijadwalkan dengan AS pada 12 Juni mendatang di Singapura.

Pembicaraan dengan Korea Selatan sebelumnya dimaksudkan untuk membicarakan langkah-langkah konkrit guna memenuhi hal-hal yang dijanjikan pada saat deklarasi perdamaian antar kedua negara beberapa waktu silam.

Mengutip CNBC International, media milik pemerintahan Korea Utara melaporkan bahwa latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan merupakan sebuah provokasi dan sebuah persiapan untuk melakukan invasi. Atas dasar itulah Korea Utara membatalkan pertemuannya dengan Korea Selatan.

Merespon kabar tersebut, investor dipaksa untuk melepas kepemilikannya atas aset-aset beresiko seperti saham, dan beralih memeluk instrumen safe haven seperti emas dan Jepang Yen. Sebagai catatan, Jepang Yen juga bergerak menguat tipis hingga 12.30 WIB siang ini sebesar 0,05% ke JPY110,29/dolar AS.


(hps) Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular