
Ekspor RI ke Uni Eropa Turun, Perang Dagang Jadi Sorotan
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
15 May 2018 14:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor non migas ke negara-negara Uni Eropa pada April 2018 mencapai US$ 1,38 miliar. Nilai tersebut menurun dibandingkan Maret 2018 yang mencapai US$ 1,52 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan ekspor non migas paling besar terjadi ke negara Italia. Ekspor non migas Indonesia ke negara tersebut menurun 15,03% ke angka US$ 165,9 juta. Penurunan lainnya juga terjadi ke negara Belanda sebesar 5,51%, Jerman 3,32%.
"Akibatnya secara total ekspor ke Uni Eropa menurun 9,09% ke angka US$ 1,38 miliar,"ujar dia saat ditemui di Gedung BPS, Selasa (15/5/2018).
Menurut Suhariyanto, penurunan ekspor non migas ke Uni Eropa terjadi karena penurunan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Hal ini terjadi lantaran adanya peningkatan bea masuk CPO di Uni Eropa.
"Ekspor CPO mengalami penurunan 37,41%," kata dia.
Selain ke Uni Eropa, ekspor Indonesia juga menurun ke negara lainnya seperti Tiongkok sebesar 22,81% ke angka US$ 1,87 miliar. Suhariyanto menjelaskan, penurunan ekspor ke Tiongkok karena situasi perdagangan yang tidak menentu. "Tiongkok menahan produksi sehingga ekspor barang-barang dari China menjadi agak tertahan," tuturnya.
Dari 13 negara tujuan ekspor Indonesia, secara keseluruhan ekspor Indonesia menurun 8,9% ke angka US$ 9,36 miliar pada April 2018. Ekspor Indonesia hanya bertumbuh positif ke negara Malaysia, Australia, Korea Selatan dan Taiwan.
(dru) Next Article Top! Neraca Dagang Februari 2019 Surplus US$ 330 Juta
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan ekspor non migas paling besar terjadi ke negara Italia. Ekspor non migas Indonesia ke negara tersebut menurun 15,03% ke angka US$ 165,9 juta. Penurunan lainnya juga terjadi ke negara Belanda sebesar 5,51%, Jerman 3,32%.
"Akibatnya secara total ekspor ke Uni Eropa menurun 9,09% ke angka US$ 1,38 miliar,"ujar dia saat ditemui di Gedung BPS, Selasa (15/5/2018).
"Ekspor CPO mengalami penurunan 37,41%," kata dia.
Selain ke Uni Eropa, ekspor Indonesia juga menurun ke negara lainnya seperti Tiongkok sebesar 22,81% ke angka US$ 1,87 miliar. Suhariyanto menjelaskan, penurunan ekspor ke Tiongkok karena situasi perdagangan yang tidak menentu. "Tiongkok menahan produksi sehingga ekspor barang-barang dari China menjadi agak tertahan," tuturnya.
Dari 13 negara tujuan ekspor Indonesia, secara keseluruhan ekspor Indonesia menurun 8,9% ke angka US$ 9,36 miliar pada April 2018. Ekspor Indonesia hanya bertumbuh positif ke negara Malaysia, Australia, Korea Selatan dan Taiwan.
(dru) Next Article Top! Neraca Dagang Februari 2019 Surplus US$ 330 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular