Bos BTN: Kita Doakan Tidak Ada Kenaikan BI Rate

Monica Warreza, CNBC Indonesia
15 May 2018 14:06
Bos BTN menyatakan ekonomi Indonesia masih baik sehingga opsi menaikkan suku bunga merupakan langkah terakhir yang diambil BI.
Foto: Lamhot Aritonang/Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menilai saat ini Bank Indonesia (BI) belum perlu untuk menaikkan suku bunga. Pasalnya, dia menilai saat ini struktur perekonomian Indonesia masih baik dan on track (berada di jalurnya) dengan rencana pemerintah.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih baik, sehingga opsi untuk menaikkan suku bunga diharapkan merupakan langkah terakhir yang diambil BI. Pun jika dinaikkan, dia menilai kenaikannya tidak akan besar.

"Saya kira saya katakan kalo dipaksa naik itu tidak terlalu besar tapi kita usahakan bahwa karena kondisi ekonomi masih oke kita doakan tidak ada kenaikan BI rate," kata Maryono di Menara BTN, Jakarta, Selasa (15/5).


Namun, jika kenaikan suku bunga BI atau BI 7 Days Repo Rate ini terjadi dia menyebutkan hal ini tidak akan berdampak besar pada tingkat bunga di BTN. "Kemungkinan naik tingkat bunga di BTN lihat dari acuan BI rate, kalo naik tidak akan banyak," kata dia.


Sementara itu, saat ini BI menilai pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia. 

Terkait hal tersebut dan melihat masih besarnya potensi tantangan dari kondisi global yang dapat berpotensi menganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang, BI akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas.


"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan. Respons kebijakan tersebut akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive (mencegah) untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," kata Agus Martowardoyo, Gubernur BI.


(roy) Next Article BI Tahan Bunga Acuan 3,5%, Masih Terendah Sepanjang Sejarah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular