Isu Naiknya Suku Bunga AS Teredam, Harga Emas Naik Tipis

Houtmand P Saragih & Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
14 May 2018 16:00
Sebagai catatan, sepanjang pekan lalu harga sang logam mulia naik 0,46%.
Foto: cnbc.com
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Juni 2018 melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari, dengan menguat tipis 0,04% ke US$1.321,20/troy ounce hingga pukul 15.00 WIB hari ini. Pekan lalu harga sang logam mulia naik 0,46%.

Isu Naiknya Suku Bunga AS Teredam, Harga Emas Naik TipisFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Harga emas hari ini didorong oleh melandainya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar AS, yang mengukur posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, melemah 0,2% hingga pukul 15.14 WIB siang ini.

Pemicu loyonya mata uang Negeri Paman Sam adalah imported inflation AS yang tercatat 0,3% secara month-to-month (MtM) pada bulan April 2018. Angka itu berada di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yang memperkirakan 0,5% MtM.

Inflasi AS yang masih moderat ini membuat pelaku pasar memperkirakan The Federal Reserve/The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Kenaikan tiga kali sepanjang 2018 masih relevan, sampai saat ini belum ada lagi sentimen yang bisa menggerakkan sampai ke empat kali.

Ditambah lagi ada komentar dari Presiden The Fed St Louis James Bullard, yang mengatakan kenaikan suku bunga melebihi dosis belum dibutuhkan. Kenaikan suku bunga lebih dari perkiraan justru bisa merugikan perekonomian, karena membuat dunia usaha sulit bergerak.

"Kita harus membuka sampanye, karena ekonomi saat ini membaik. Saya yakin tekanan inflasi tidak akan terlalu besar. Tidak perlu mendistrupsi pemulihan ekonomi ini dengan suku bunga yang lebih tinggi," jelas Bullard.

Akibat dua sentimen ini, dolar AS pun kehilangan tenaga. Greenback yang sempat menguat karena Bank Sentral Inggris menahan suku bunga, berbalik arah dan melemah.

Faktor lain yang menekan harga sang logam mulia juga datang dari perkembangan tensi geopolitik di Timur Tengah. Pasca memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, AS mengancam akan memberikan sanksi bagi perusahaan Eropa yang melakukan bisnis dengan Iran, seperti dikutip dari CNBC International.

Sebelumnya, sejumlah negara di Benua Biru memang telah bersikap akan tetap menjaga kesepakatan nuklir Negeri Persia yang dibuat 3 tahun silam itu, meski AS telah menyatakan keluar.

Hal ini lantas menjadi suntikan positif bagi harga emas, seiring investor akan cenderung lebih berhati-hati "bermain" dengan aset-aset berisiko, dan akhirnya beralih memeluk instrumen safe haven seperti emas.

Namun demikian, harga emas juga masih berpotensi tertekan oleh aura perdamaian di Semenanjung Korea. Pada hari Minggu (13/5), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan bahwa AS sepakat untuk menghapuskan sanksi bagi Korea Utara, apabila Pyongyang sepakat untuk menghentikan seluruh program senjata nuklir.

Kemungkinan besar tuntutan tersebut akan disepakati oleh Kim Jong Un. Ini akan menjadi babak baru, di mana akan tercipta perdamaian di Semenanjung Korea setelah ketegangan terjadi selama puluhan tahun.


Next Article Dolar AS Melunak, Harga Emas Naik Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular