Akibat Teror Bom, Rupiah Loyo Lawan Poundsterling
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
14 May 2018 15:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap poundsterling siang ini terkoreksi. Rupiah berbalik 180 derajat setelah akhir pekan lalu mampu menguat.
Pada Senin (14/5/2018), GBP 1 dibanderol Rp 18.974,05. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Padahal sebelumnya rupiah mampu menguat 0,72% terhadap mata uang Negeri Ratu Elizabeth.
Pelemahan rupiah berdampak kepada harga jual poundsterling di beberapa bank nasional yang bahkan sudah berada di atas level Rp 19.000. Salah satu bank BUMN bahkan menetapkan harga jual poundsterling di angka Rp 19.210.
Di akhir pekan lalu, rupiah mendapatkan penguatan dari sikap Bank Indonesia (BI) yang berencana menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate. Kebijakan ini dinilai kian mendesak menyusul pelemahan rupiah di tengah pengetatan moneter Amerika Serikat (AS) sejak Maret lalu.
Rencana ini ditanggapi positif oleh para investor yang mempertimbangkan untuk menambah kepemilikan aset berbasis rupiah. Potensi kembalinya aliran valas ke Indonesia pun memicu aksi beli rupiah.
Sebaliknya, Bank of England (BoE) justru mempertahankan suku bunga acuannya di angka 0,5%, yang kemudian ikut menambah sentimen penguatan rupiah terhadap poundsterling. Keputusan BoE tersebut diambil lantaran terjadi perlambatan ekonomi pada kuartal I-2018. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris hanya 0,1%. BoE sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%.
Namun, segalanya berubah hari ini. Kemarin, bom bunuh diri meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Akibat ledakan ini, 13 jiwa setidaknya dikabarkan melayang dan 41 lainnya luka-luka.
Tidak cukup sampai di sana, pada pagi hari ini pukul 08:50 WIB, ledakan bom kembali terjadi di Polrestabes Surabaya. Serangan dilakukan dengan bom yang dipasang di dalam kendaraan.
Akhir pekan lalu juga muncul rilis data yang menjadi energi negatif bagi pergerakan rupiah hari ini. BI mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami defisit US$ 3,85 miliar. Memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Rilis data ini lantas menambah sentimen negatif di pasar. Indonesia bisa dinilai rentan oleh pelaku pasar sehingga arus modal portofolio kemungkinan akan terus keluar. Rupiah pun semakin kehilangan sokongan untuk menguat, dan dilibas oleh poundsterling pada perdagangan hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/RHG) Next Article "Unreliable Boyfriend" Bikin Poundsterling ke Bawah Rp 19.000
Pada Senin (14/5/2018), GBP 1 dibanderol Rp 18.974,05. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Padahal sebelumnya rupiah mampu menguat 0,72% terhadap mata uang Negeri Ratu Elizabeth.
![]() |
Pelemahan rupiah berdampak kepada harga jual poundsterling di beberapa bank nasional yang bahkan sudah berada di atas level Rp 19.000. Salah satu bank BUMN bahkan menetapkan harga jual poundsterling di angka Rp 19.210.
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp18.611 | Rp19.096 |
Bank BNI | Rp18.727 | Rp19.184 |
Bank BRI | Rp18.856,03 | Rp19.089,74 |
Bank BTN | Rp18.800 | Rp19.210 |
Bank BCA | Rp18.692 | Rp19.169 |
Di akhir pekan lalu, rupiah mendapatkan penguatan dari sikap Bank Indonesia (BI) yang berencana menaikkan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate. Kebijakan ini dinilai kian mendesak menyusul pelemahan rupiah di tengah pengetatan moneter Amerika Serikat (AS) sejak Maret lalu.
Rencana ini ditanggapi positif oleh para investor yang mempertimbangkan untuk menambah kepemilikan aset berbasis rupiah. Potensi kembalinya aliran valas ke Indonesia pun memicu aksi beli rupiah.
Sebaliknya, Bank of England (BoE) justru mempertahankan suku bunga acuannya di angka 0,5%, yang kemudian ikut menambah sentimen penguatan rupiah terhadap poundsterling. Keputusan BoE tersebut diambil lantaran terjadi perlambatan ekonomi pada kuartal I-2018. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris hanya 0,1%. BoE sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%.
Namun, segalanya berubah hari ini. Kemarin, bom bunuh diri meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Akibat ledakan ini, 13 jiwa setidaknya dikabarkan melayang dan 41 lainnya luka-luka.
Tidak cukup sampai di sana, pada pagi hari ini pukul 08:50 WIB, ledakan bom kembali terjadi di Polrestabes Surabaya. Serangan dilakukan dengan bom yang dipasang di dalam kendaraan.
Akhir pekan lalu juga muncul rilis data yang menjadi energi negatif bagi pergerakan rupiah hari ini. BI mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami defisit US$ 3,85 miliar. Memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar.
Rilis data ini lantas menambah sentimen negatif di pasar. Indonesia bisa dinilai rentan oleh pelaku pasar sehingga arus modal portofolio kemungkinan akan terus keluar. Rupiah pun semakin kehilangan sokongan untuk menguat, dan dilibas oleh poundsterling pada perdagangan hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RHG/RHG) Next Article "Unreliable Boyfriend" Bikin Poundsterling ke Bawah Rp 19.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular