
"Unreliable Boyfriend" Bikin Poundsterling ke Bawah Rp 19.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling jeblok dua hari beruntun melawan rupiah hingga jeblok ke bawah Rp 19.000/SG$ dan berada di dekat level terendah di tahun ini. Jika dilihat lebih ke belakang poundsterling sudah jeblok sejak awal November lalu akibat "Unreliable Boyfriend".
Melansir data Refinitiv, poundsterling melemah 0,4% ke Rp 18.961,52/GBP Rabu kemarin, setelah turun 0,58% hari sebelumnya.
Mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini mulai merosot sejak Kamis 4 November lalu setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 0,1%, padahal pasar memperkirakan akan dinaikkan menjadi 0,25%.
Sejak saat itu hingga Rabu kemarin poundsterling sudah jeblok lebih dari 3%.
![]() |
Akibat keputusan mempertahankan suku bunga tersebut, Gubernur BoE, Andrew Bailey, diberi label "Unreliable Boyfriend" oleh pasar. Sebab sebelumnya memberikan sinyal kuat akan menaikkan suku bunga, tetapi nyatanya tidak.
"Unreliable Boyfriend" sebelumnya juga pernah disematkan ke pendahulu Bailey, yakni Mark Carney.
"Komunikasi yang menyedihkan dari BoE. Bailey pada dasarnya membuat kita bereskpektasi suku bunga akan naik, tetapi pada akhirnya memilih mempertahankan suku bunga," kata Peter Kinsella, kepala analis mata uang di bank UBP Swiss, sebagaimana diwartakan Reuters, Kamis (4/11).
Tingginya inflasi di Inggris membuat BoE sebelumnya diprediksi akan menaikkan suku bunga.
Dua pekan sebelum pengumuman kebijakan moneter awal November tersebut Bailey memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga.
"Kebijakan moneter tidak bisa menyelesaikan masalah dari sisi supply (yang memicu inflasi), tetapi tetapi bank sentral harus bertindak jika kita melihat risiko, khususnya inflasi dalam jangka menengah begitu juga dengan ekspektasinya" kata Bailey, saat diskusi panel online, Minggu (17/10).
"Dan itulah mengapa Bank of England memberikan sinyal kenaikan suku bunga, dan ini sinyal yang lainnya. Tetapi tentunya kami akan bertindak saat rapat kebijakan moneter," tambahnya.
Namun kenyataannya, dalam rapat kebijakan moneter pekan lalu, hanya 2 dari 9 orang anggota pembuat kebijakan moneter (MPC) yang memilih menaikkan suku bunga, sisanya memilih dipertahankan.
Sementara itu Beiley membela keputusannya mempertahankan suku bunga dengan mengatakan para anggota dewan BoE tidak pernah mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dalam rapat kebijakan moneter tertentu, dan masih perlu menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan jika kinerja ekonomi sesuai ekspektasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Masuk Red List Inggris, Kurs Poundsterling Makin Mahal
