
Ini Risiko Ekonomi Asia Versi IMF
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
09 May 2018 13:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Asia akan tumbuh 5,6% tahun ini dan juga tahun depan didukung oleh kuatnya permintaan global serta kebijakan dan kondisi keuangan yang akomodatif.
Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan 5,5% yang diperkirakan IMF bulan Oktober tahun lalu.
Asia juga disebut akan tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dunia karena kawasan tersebut menyumbang lebih dari 60% pertumbuhan global. Perekonomian global sendiri diproyeksikan akan tumbuh 3,9% tahun ini dan tahun depan, menurut Regional Economic Outlook (Asia Pacific) IMF yang dipublikasikan Rabu (9/5/2018).
Namun, IMF berpendapat tetap ada beberapa faktor pendorong dan risiko pertumbuhan Asia.
"Meskipun mereka [risiko dan faktor pendorong] tampak seimbang dalam jangka pendek, di jangka menengah risiko-risiko akan mendominasi," tulis IMF dalam siaran persnya.
"Dalam jangka menengah, Asia rentan terhadap pengetatan kondisi keuangan global, yang dipicu oleh kenaikan suku bunga AS yang dapat menyebabkan terjadinya arus keluar modal (capital outflows)," tambahnya.
Selain itu, kebijakan-kebijakan ekonomi global yang cenderung berubah menjadi lebih protektif mengkhawatirkan mengingat terbukanya perdagangan Asia. Hal itu akan menekan ekspor Asia dan menurunkan investasi asing di kawasan tersebut, menurut lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) itu.
"Meningkatnya risiko geopolitik serta bencana alam dan serangan siber (cyber attact) dapat juga berdampak negatif pada pertumbuhan jangka menengah Asia," tulis IMF.
"Dan dalam jangka panjang, Asia menghadapi beberapa tantangan penting dari populasi yang menua, melambatnya pertumbuhan produktivitas, dan revolusi digital yang tentu saja membawa kesempatan yang besar sekaligus risiko."
(wed) Next Article Waspada Peringatan Baru IMF
Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan 5,5% yang diperkirakan IMF bulan Oktober tahun lalu.
Asia juga disebut akan tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dunia karena kawasan tersebut menyumbang lebih dari 60% pertumbuhan global. Perekonomian global sendiri diproyeksikan akan tumbuh 3,9% tahun ini dan tahun depan, menurut Regional Economic Outlook (Asia Pacific) IMF yang dipublikasikan Rabu (9/5/2018).
"Meskipun mereka [risiko dan faktor pendorong] tampak seimbang dalam jangka pendek, di jangka menengah risiko-risiko akan mendominasi," tulis IMF dalam siaran persnya.
"Dalam jangka menengah, Asia rentan terhadap pengetatan kondisi keuangan global, yang dipicu oleh kenaikan suku bunga AS yang dapat menyebabkan terjadinya arus keluar modal (capital outflows)," tambahnya.
Selain itu, kebijakan-kebijakan ekonomi global yang cenderung berubah menjadi lebih protektif mengkhawatirkan mengingat terbukanya perdagangan Asia. Hal itu akan menekan ekspor Asia dan menurunkan investasi asing di kawasan tersebut, menurut lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) itu.
"Meningkatnya risiko geopolitik serta bencana alam dan serangan siber (cyber attact) dapat juga berdampak negatif pada pertumbuhan jangka menengah Asia," tulis IMF.
"Dan dalam jangka panjang, Asia menghadapi beberapa tantangan penting dari populasi yang menua, melambatnya pertumbuhan produktivitas, dan revolusi digital yang tentu saja membawa kesempatan yang besar sekaligus risiko."
(wed) Next Article Waspada Peringatan Baru IMF
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular