Sentimen Negatif Mendominasi, Bursa Saham Asia Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 May 2018 08:59
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada hari ini, seiring dengan banyaknya sentimen negatif yang mewarnai.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada hari ini. Indeks Strait Times dibuka melemah 0,83% ke level 3.585,3, indeks Shanghai dibuka melemah 0,22% ke level 3.074,52, sementara indeks Hang Seng anjlok 1,04% ke level 30.405,48. Satu-satunya bursa saham yang bisa menguat adalah Kospi (+0,05% ke level 2.506,94). Sebagai catatan, bursa saham Jepang diliburkan seiring dengan perayaan Constitution Day.

Sentimen negatif bagi bursa Benua Kuning datang dari pernyataan the Federal Reserve selaku bank sentral AS pada dini hari tadi (3/5/2018). Walaupun suku bunga acuan tetap ditahan seperti estimasi pelaku pasar, the Fed mengungkapkan bahwa inflasi dan inflasi inti telah bergerak menuju target sebesar 2%. Pernyataan tersebut merupakan sebuah peningkatan dari pernyataan pada bulan maret lalu, dimana kala itu the Fed mengungkapkan bahwa kedua indikator tersebut telah bertengger di bawah 2%.

Tak sampai disitu, the Fed juga seakan mengindikasikan bahwa inflasi bisa meroket di atas 2%. "Inflasi dalam basis 12 bulan (YoY) diharapkan berada di sekitar target simetris 2% dalam jangka waktu menengah," tulis pernyataan The Fed. Penggunaan kata simetris inilah yang menimbulkan persepsi bahwa inflasi nantinya bisa melebihi level 2%. Sebagai catatan, inflasi sebesar 2% dianggap the Fed sebagai level inflasi yang sehat dan merupakan kunci dari kebijakan suku bunganya.

Pelaku pasar pun dibuat gusar oleh hal tersebut. Pasalnya, inflasi yang sudah semakin mendekati target dan bahkan bisa melebihinya kembali membuka ruang bagi kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.

Masalahnya, kenaikan suku bunga yang kelewat agresif bisa 'mematikan' ekonomi Negeri Paman Sam. Jika hal ini yang terjadi, maka permintaan ekspor dari negara-negara mitra dagang akan melemah.

Kemudian, investor juga dipaksa bermain aman menjelang pertemuan delegasi AS dengan pejabat pemerintahan China pada hari ini dan besok (4/5/2018). Pertemuan ini dimaksudkan untuk membicarakan isu-isu terkait perdagangan. Namun, pertemuan ini nampaknya tak akan berlangsung mulus.

Seorang pejabat senior dari pemerintahan China mengatakan bahwa Negeri Panda tersebut tak akan mengalah kepada AS. China disebutnya tak akan menerima berbagai kondisi yang disyaratkan oleh AS guna memulai negosiasi, seperti memaksa China untuk mengabaikan program manufaktur jangka panjang ataupun menipiskan surplus neraca perdagangan hingga US$ 100 miliar.

Sebelum pertemuan tersebut berlangsung pada hari ini, tensi antar kedua negara memang sudah terlebih dahulu dibuat panas. Pada hari ini waktu setempat, Pentagon telah melarang took-toko ritel di markas militer AS untuk menjual ponsel buatan ZTE dan Huawei terkait alasan keamanan.

Bagi ZTE yang bermarkas di Zhenzhen, hal tersebut tentu menjadi pukulan telak. Pasalnya, belum lama ini perusahaan telah dilarang untuk membeli komponen dari perusahaan asal AS selama 7 tahun lamanya.

Pelarangan tersebut merupakan imbas dari kegagalan ZTE dalam mematuhi kesepakatan dengan pemerintahan AS setelah terbukti bersalah tahun lalu di pengadilan federal Texas karena mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(roy) Next Article AS Jalin Komunikasi Dengan Korut, Bursa Saham Asia Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular