
Internasional
Perang Dagang dengan AS, Manufaktur China Melemah di Maret
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 April 2018 13:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas sektor manufaktur China yang luar biassa besar melemah di bulan April akibat turunnya pesanan ekspor yang menjadi salah satu tanda melambatnya pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Selain itu, perseteruan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China makin menambah risiko bagi sektor manufaktur negara ini.
Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis pada hari Senin (30/4/2018) menunjukkan penurunan menjadi 51,4 di bulan April dari 51,5 di bulan Maret, namun begitu tetap baik karena masih berada di atas 50 yang menjadi batas pertumbuhan dan penurunan dalam basis bulanan. Hal ini menandai tumbuhnya bisnis di China selama 21 bulan berturut-turut, CNBC International melaporkan.
Analis yang disurvei Reuters memproyeksikan indeks PMI tersebut turun lebih rendah, yaitu di poin 51,3.
Namun, penurunan tersebut terutama permintaan ekspor yang lebih rendah, menambah kekhawatiran mengenai akan hilangnya momentum di perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut di saat para pembuat kebijakan berusaha mengendalikan risiko utang dan munculnya deretan masalah perdagangan yang memanas dengan AS.
"Dukungan terhadap ekonomi dari berkurangnya kontrol polusi seharusnya sekarang sudah berjalan," kata Chang Liu, ekonom China di Capital Economics dalam sebuah catata kepada kliennya, dilansir dari CNBC International.
"Kemungkinan akan terjadi pertumbuhan yang lebih lambat di bulan depan karena dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dari pertumbuhan kredit yang lebih lemah dan pasar properti yang meningkat," tambahnya.
Beijing sudah tiga tahun ini melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah utang yang bertumpuk di seluruh bidang perekonomian dan para pembuat kebijakan tampaknya sejauh ini telah berhasil mengatasi tantangan untuk menekan risiko keuangan tanpa membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Sektor teknologi yang masih kuat, yang banyak menyumbang pertumbuhan ekspor China pada tahun 2017, diperkirakan akan berada di bawah tekanan karena meningkatnya ketegangan antara China dan AS yang mengancam untuk menerapkan tarif perdagangan mencapai miliaran dolar dalam perdagangan lintas batas.
Tanda-tanda pelemahan di sektor perdagangan sudah jelas dalam PMI terbaru, dengan sub-indeks pesanan ekspor turun ke 50,7 dari 51,3.
Biro Statistik Nasional China mengatakan industri jasa menunjukkan perkembangan yang stabil. PMI jasa naik menjadi 54,8 dari 54,6 pada bulan Maret, memperpanjang relinya.
Sektor jasa menyumbang lebih dari separuh ekonomi China, di mana kenaikan upah meningkatkan daya beli konsumen China.
Indeks PMI komposit yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa naik menjadi 54,1 pada bulan April, dari 54 poin pada bulan Maret, jauh di atas batas 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.
(prm) Next Article Sektor Manufaktur China Terpukul Perang Dagang
Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis pada hari Senin (30/4/2018) menunjukkan penurunan menjadi 51,4 di bulan April dari 51,5 di bulan Maret, namun begitu tetap baik karena masih berada di atas 50 yang menjadi batas pertumbuhan dan penurunan dalam basis bulanan. Hal ini menandai tumbuhnya bisnis di China selama 21 bulan berturut-turut, CNBC International melaporkan.
Analis yang disurvei Reuters memproyeksikan indeks PMI tersebut turun lebih rendah, yaitu di poin 51,3.
"Dukungan terhadap ekonomi dari berkurangnya kontrol polusi seharusnya sekarang sudah berjalan," kata Chang Liu, ekonom China di Capital Economics dalam sebuah catata kepada kliennya, dilansir dari CNBC International.
"Kemungkinan akan terjadi pertumbuhan yang lebih lambat di bulan depan karena dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dari pertumbuhan kredit yang lebih lemah dan pasar properti yang meningkat," tambahnya.
Beijing sudah tiga tahun ini melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah utang yang bertumpuk di seluruh bidang perekonomian dan para pembuat kebijakan tampaknya sejauh ini telah berhasil mengatasi tantangan untuk menekan risiko keuangan tanpa membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Sektor teknologi yang masih kuat, yang banyak menyumbang pertumbuhan ekspor China pada tahun 2017, diperkirakan akan berada di bawah tekanan karena meningkatnya ketegangan antara China dan AS yang mengancam untuk menerapkan tarif perdagangan mencapai miliaran dolar dalam perdagangan lintas batas.
Tanda-tanda pelemahan di sektor perdagangan sudah jelas dalam PMI terbaru, dengan sub-indeks pesanan ekspor turun ke 50,7 dari 51,3.
Biro Statistik Nasional China mengatakan industri jasa menunjukkan perkembangan yang stabil. PMI jasa naik menjadi 54,8 dari 54,6 pada bulan Maret, memperpanjang relinya.
Sektor jasa menyumbang lebih dari separuh ekonomi China, di mana kenaikan upah meningkatkan daya beli konsumen China.
Indeks PMI komposit yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa naik menjadi 54,1 pada bulan April, dari 54 poin pada bulan Maret, jauh di atas batas 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.
(prm) Next Article Sektor Manufaktur China Terpukul Perang Dagang
Most Popular