Laba Samsung Kuartal I-2018 Meroket 58%

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 April 2018 16:58
Samsung mengatakan laba operasinya mencapai 15,6 triliun won (US$14,4 miliar atau sekitar Rp 199,8 triliun) di kuartal pertama, sesuai perkiraan perusahaan.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Seoul, CNBC Indonesia - Samsung Electronics Co Ltd pada hari Kamis (26/4/2018) mengatakan pelemahan yang terjadi di pasar ponsel pintar (smartphone) global akan menghambat pertumbuhan laba. Perusahaan elektronik asal Korea Selatan itu melaporkan laba kuartalannya yang mencapai rekor baru akibat kuatnya permintaan semikonduktor yang digunakan di server.

Samsung Electronics mengatakan laba operasinya sesuai dengan proyeksi perusahaan, yaitu sebesar 15,6 triliun won (US$14,4 miliar atau sekitar Rp 199,8 triliun) di kuartal pertama, naik 58% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan melonjak 19,8% menjadi 60,6 triliun won, yang juga sejalan dengan proyeksi perusahaan.


Perusahaan pembuat memory chip, ponsel pintar, dan peralatan televisi terbesar di dunia tersebut mengatakan akan ada penurunan permintaan untuk panel OLED smartphone, yang akan menjadi tantangan untuk kuartal kedua, sementara bisnis chip-nya yang selalu untung dipastikan akan tetap kuat.

"Mencoba menumbuhkan laba di semua sektor perusahaan akan menjadi tantangan tersendiri dikarenakan pelemahan di segmen panel tampilan (display panel) dan juga karena penurunan profitabilitas dalam bisnis seluler akibat meningkatnya persaingan di segmen kelas atas," kata Samsung dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Saham Samsung Electronics sempat naik 3% saat indeks KOSPI di Korea Selatan lebih tinggi 0,9%, akibat berkurangnya kekhawatiran investor mengenai pasar smartphone dan karena perusahaan memiliki pandangan positif mengenai bisnis chip memori.

"Saham Samsung naik karena pandangan perusahaan mengenai bisnis chip memorinya menjadi lebih positif dibandingkan pandangan yang dikemukakan perusahaan lainnya," kata Greg Roh, analis di HMC Investment & Securities.

Rival Korea Selatannya, SK Hynix Inc, dan rival Taiwan-nya, Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC), secara terpisah bulan ini memperingatkan adanya perlambatan pertumbuhan di penjualan chip ponsel pintar. TSMC, pemasok utama chip untuk iPhone milik Apple Inc, memangkas target pendapatannya pekan lalu, dilansir dari Reuters.

Namun Samsung Electronics, yang merupakan saingan dan pemasok untuk Apple, memperkirakan akan ada penguatan penjualan yang lebih lanjut, baik di bisnis DRAMs server maupun di bisnis DRAMs ponsel.

Permintaan untuk chip NAND yang digunakan di perangkat ponsel juga diperkirakan akan kuat, akibat tren high-density, di mana pembeli biasanya meminta chip yang lebih kuat dalam gadget teranyar.

Bisnis chip Samsung merupakan bidang yang paling banyak memberi keuntungan bagi perusahaan, di mana mencapai rekor tinggi baru, yaitu menyumbang sebesar 11,6 triliun won untuk laba usaha di bulan Januari-Maret, dari 10,9 triliun won di kuartal sebelumnya.

Bisnis ponsel menyumbang 3,8 triliun won dalam laba kuartalan, naik 82% dari tahun lalu.

Samsung telah menjual sekitar 10 juta unit ponsel andalannya, Samsung Galaxy S9, sejak awal dijual di bulan Maret, yang dianggap analis sebagai performa yang solid.


Menurut perusahaan riset pasar GfK, permintaan ponsel pintar global anjlok 2% menjadi 347 juta unit di kuartal I-2018. Utamanya, penurunan terjadi di China dan Amerika Utara.

Namun, harga penjualan rata-rata tumbuh 21% dari tahun lalu dalam kuartal tersebut, membuat pendapatan ponsel pintar global naik 18% menjadi US$129,8 miliar dari tahun sebelumnya.
(prm) Next Article Saingi Apple & Samsung, Nokia Luncurkan Smartphone Rp 13 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular