
Yield Obligasi Negara Tembus 7%, Tertinggi Sejak Juli 2017
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2018 10:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terus naik. Bahkan hari ini yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun telah menembus level 7%.
Pada Kamis (26/4/2018), yield SBN seri acuan tenor 10 tahun FR0064 berada di 7,13%. Naik dibandingkan posisi hari sebelumnya yaitu 6,995%. Yield hari ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2017.
Kenaikan yield mencerminkan harga instrumen ini sedang turun. Penurunan harga merupakan tanda bahwa minat terhadap SBN berkurang.
Investor asing masih melepas kepemilikannya di SBN. Per 24 April, kepemilikan asing di SBN tercatat Rp 861,02 triliun. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yaitu Rp 868,26 triliun.
Tekanan terhadap pasar obligasi bersumber dari Amerika Serikat (AS). Seperti di Indonesia, yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam pun terus bergerak ke atas.
Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 3,0277%. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yang sebesar 3,0240%. Yield hari ini merupakan yang tertinggi sejak pertengahan 2011.
Yield obligasi merupakan salah satu alat prediksi laju inflasi. Ketika yield bergerak naik, berarti ada kenaikan ekspektasi inflasi. P
erekonomian Negeri Paman Sam yang terus ekspansif mau tidak mau memang menghasilkan inflasi. Sampai Maret, inflasi AS sudah mencapai 2,36%. Di atas target The Federal Reserve/The Fed yaitu 2%.
Jerome Powell, Gubernur The Fed, pernah menyampaikan bahwa bank sentral akan menjaga perekonomian AS dari risiko overheating. Sebagian pelaku pasar melihat tanda-tanda ke arah sana sudah ada, yaitu percepatan laju inflasi.
Oleh karena itu, muncul pembacaan bahwa The Fed sangat mungkin untuk melakukan pengetatan moneter melebihi dosis yang diperkirakan. Suku bunga acuan yang pada 2018 diproyeksikan naik tiga kali, kini bisa menjadi empat kali.
Ketika suku bunga tinggi, pilihan terbaik adalah memegang mata uang. Ini yang menyebabkan permintaan dolar AS melambung sehingga nilainya menguat tajam. Sementara saham dan obligasi agak ditinggalkan, sehingga pasar kedua instrumen ini mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Pada Kamis (26/4/2018), yield SBN seri acuan tenor 10 tahun FR0064 berada di 7,13%. Naik dibandingkan posisi hari sebelumnya yaitu 6,995%. Yield hari ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2017.
![]() |
![]() |
Hari ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 3,0277%. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yang sebesar 3,0240%. Yield hari ini merupakan yang tertinggi sejak pertengahan 2011.
![]() |
erekonomian Negeri Paman Sam yang terus ekspansif mau tidak mau memang menghasilkan inflasi. Sampai Maret, inflasi AS sudah mencapai 2,36%. Di atas target The Federal Reserve/The Fed yaitu 2%.
Jerome Powell, Gubernur The Fed, pernah menyampaikan bahwa bank sentral akan menjaga perekonomian AS dari risiko overheating. Sebagian pelaku pasar melihat tanda-tanda ke arah sana sudah ada, yaitu percepatan laju inflasi.
Oleh karena itu, muncul pembacaan bahwa The Fed sangat mungkin untuk melakukan pengetatan moneter melebihi dosis yang diperkirakan. Suku bunga acuan yang pada 2018 diproyeksikan naik tiga kali, kini bisa menjadi empat kali.
Ketika suku bunga tinggi, pilihan terbaik adalah memegang mata uang. Ini yang menyebabkan permintaan dolar AS melambung sehingga nilainya menguat tajam. Sementara saham dan obligasi agak ditinggalkan, sehingga pasar kedua instrumen ini mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular