Dampak Kenaikan Rating Moody's Hanya Bertahan Sehari

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 April 2018 14:25
Sentimen positif dari kenaikan peringkat (rating) utang dari Moody's sepertinya tidak bertahan lama.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bergerak naik. Sentimen positif dari kenaikan peringkat (rating) utang dari Moody's sepertinya tidak bertahan lama. 

Pada Senin (16/4/2018), imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor acuan 10 tahun berada di 6,592%. Naik dibandingkan posisi akhir pekan lalu yaitu 6,570%. 

Sementara untuk obligasi global berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun, yield hari ini adalah 4,236%. Naik dibandingkan posisi akhir pekan lalu yang sebesar 4,221%. 

Dampak Kenaikan Rating Moody's Hanya Bertahan SehariYield SBN 10 Tahun dan INDOGB 10 Tahun (foto: Reuters)
Akhir pekan lalu, pasar obligasi pemerintah sempat mendapat angin segar dari kenaikan peringkat surat utang. Moody's menaikkan peringkat Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2. 

Saat itu, yield obligasi pemerintah bergerak turun. Penurunan yield menandakan harga instrumen ini naik, artinya minat investor sedang tinggi. 

"Setiap perbaikan rating akan menurunkan yield kita. Kita akan tetap menjaga anggaran agar sehat dan mengelola utang dengan hati-hati," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 hari ini. 

Namun, sentimen positif dari kenaikan peringkat ini hanya bertahan sehari. Hari ini, yield sudah kembali naik. Sepertinya investor lebih mencermati perkembangan situasi di Suriah.

Sejauh ini, pelaku pasar menilai konflik Suriah mereda setelah AS dan sekutunya menggempur ibukota Damaskus dengan 115 misil untuk melumpuhkan fasilitas pembuatan senjata kimia.
 Berdasarkan pengalaman sebelumnya, serangan Sekutu di Suriah hanya berlangsung sekali tanpa kelanjutan atau serangan balasan dari kubu lawan.

Oleh karena itu, sentimen Suriah untuk sementara bisa selesai sembari menunggu perkembangan berikutnya.
 Situasi ini membuat pelaku pasar agak berani mengambil risiko.

Dana investor pun mengarah ke instrumen berisiko seperti saham.
 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Sesi I ditutup menguat 0,45%. Tidak hanya di Indonesia, Kospi ditutup menguat 0,1% dan Nikkei 225 naik 0,26%. Nampaknya ada pengalihan dana dari pasar obligasi ke pasar saham, yang menjanjikan keuntungan instan (walau berisiko tinggi).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular