WB: Indonesia Belum Perlu Naikkan Suku Bunga

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 April 2018 15:10
World Bank mengatakan suku bunga BI saat ini masih akomodatif untuk investasi swasta.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank/ WB) menilai Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral belum perlu menaikkan suku bunga acuannya karena aliran dana keluar belum terlalu besar. Suku bunga saat ini, menurut WB, masih akomodatif bagi investasi swasta.

"Menurut saya, investasi swasta masih bisa memanfaatkan suku bunga saat ini dan kami tidak melihat aliran dana keluar dari Indonesia dalam jumlah besar. Jadi, tidak perlu segera [menaikkan suku bunga]," kata Derek Chen, Senior Ekonom untuk Indonesia di WB, di sela-sela paparan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update 2018 di kantor WB, Kamis (12/4/2018).

Derek menambahkan saat ini ia yakin BI akan terus mengawasi kinerja mata uang rupiah, permintaan domestik, investasi dan pertumbuhan kredit.

Rencana bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/The Fed, untuk terus menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap tahun ini sepertinya akan mendorong negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk melakukan pengetatan moneter serupa, kata Bank Dunia.

Analis memperkirakan akan ada tiga kali kenaikan suku bunga acuan The Fed. Namun, risalah rapat bank sentral AS pada bulan Maret menunjukkan keyakinan akan menguatnya ekonomi AS dan tercapainya target inflasi sehingga memupuk perkiraan pasar akan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga keempat.

"Untuk menghindari risiko terhadap kestabilan makroekonomi, negara-negara perlu mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter, membiarkan mata uang terdepresiasi, dan lebih memperkuat pengawasan terhadap regulasi makroprudensial," kata Sudhir Shetty, Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik di WB, di acara yang sama.


Sudhir menilai langkah-langkah ini penting dipertimbangkan, khususnya bagi negara-negara yang kredit sektor swastanya terus meningkat atau yang tingkat utangnya sudah tinggi. Lebih lanjut, suku bunga sebagian besar negara berkembang di Asia Pasifik yang semakin rendah selama 10 tahun terakhir juga menjadi faktor pendukung bagi bank sentral untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter.

"Dengan pengetatan kebijakan moneter, [yang terjadi] khususnya di AS dan semakin bertambah di Uni Eropa, waktu telah tiba bagi para pembuat kebijakan di bank sentral di negara berkembang Asia Timur untuk bersiap menaikkan suku bunga," kata Sudhir.

Meskipun begitu, dia mengatakan waktu serta laju kenaikan suku bunga yang tepat sangat bergantung pada kondisi masing-masing negara.
(prm) Next Article Bank Dunia: Ekonomi Global Diprediksi Tumbuh 2,5% 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular