Lawan Yuan, Rupiah di Posisi Terlemah Sepanjang Sejarah

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
12 April 2018 11:35
Lawan Yuan, Rupiah di Posisi Terlemah Sepanjang Sejarah
Foto: REUTERS/Jason Lee/
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada perdagangan hari ini bergerak melemah ke titik terdalam sepanjang sejarah. Namun pelemahan ini tidak selalu berdampak negatif.

Pada Kamis (12/04/2018) pukul 10:25 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2,193,58. Rupiah melemah 0,02% dibandingkan hari sebelumnya. Nilai ini merupakan rekor pelemahan baru sepanjang sejarah.

Lawan Yuan, Rupiah di Posisi Terlemah Sepanjang SejarahReuters
Sentimen penguatan yuan tidak lepas dari pernyataan Gubernur Bank Sentral China (PBoC), Yi Gang dalam Boao Forum. Yi berkomitmen bahwa PBoC tidak akan melemahkan mata uang agar tercipta perdagangan dunia yang lebih sehat.

Yi juga menegaskan bahwa sektor keuangan di China akan lebih terbuka dengan mengizinkan perusahaan keuangan asing dan dalam negeri berkompetisi dalam situasi yang setara. Investasi asing akan diizinkan masuk ke beberapa sektor bisnis seperti trust, financial leasing, pembiayaan kendaraan, dan pembiayaan konsumen.

Terobosan ini akan mendorong aliran modal asing yang masuk ke Negeri Tirai Bambu lebih tinggi sehingga membuat posisi yuan cenderung menguat. Adanya sentimen membuat rupiah terus tertekan dan menciptakan rekor pelemahan tertinggi sepanjang sejarah.
Pelemahan rupiah terhadap yuan bisa membuka peluang bagi Indonesia untuk menipiskan defisit perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu, Sepanjang 2017, Indonesia mengalami defisit perdagangan mencapai US$ 6,35 miliar dengan China.

Pasar China akan semakin prospektif ketika rupiah melemah terhadap yuan, karena harga produk Indonesia menjadi lebih terjangkau. Apalagi China merupakan negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

Namun, ekspor Indonesia ke China masih didominasi oleh komoditas. Misalnya batu bara yang pada Januari 2018 nilainya mencapai US$ 320 juta atau 16,7% dari total ekspor Indonesia ke China. Atau minyak sawit mentah/CPO yang bernilai US$ 186 juta (6,7%).

Ekspor komoditas membuat Indonesia tidak bisa menikmati nilai tambah. Oleh karena itu, ekspor semestinya didominasi oleh produk manufaktur yang memberikan nilai tambah bagi industri dan perekonomian domestik.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular