Waspadai Pelemahan Yuan dan Serbuan Produk China

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
09 April 2018 15:15
Penguatan rupiah tidak lepas dari tindakan China yang sengaja melemahkan mata uangnya.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada hari ini bergerak menguat. Penguatan ini tidak lepas dari tindakan China yang sengaja melemahkan mata uangnya dalam menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). 

Senin (9/4/2018) CNY 1 dibanderol Rp 2.179,86. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu. 

Waspadai Pelemahan Yuan dan Serbuan Produk ChinaReuters
Perang dagang yang terjadi antara AS dan China memang menyita perhatian global. Saling balas pengenaan tarif bea masuk tidak hanya berdampak kepada perdagangan secara global, tetapi juga mempengaruhi kebijakan penentuan nilai tukar. 

China memang menerapkan kebijakan devisa terkontrol. Artinya, Bank Sentral China (PBoC) menargetkan nilai tukar dalam kisaran tertentu, tidak tunduk sepenuhnya kepada mekanisme pasar. 

Jika perang dagang berkecamuk, maka ekspor China ke AS akan terganggu. Padahal AS merupakan tujuan utama ekspor China. Pada 2017, nilai ekspor China ke AS mencapai US$ 256,75 miliar, menduduki peringkat pertama. 

Kala pasar AS sulit dimasuki, China harus mencari jalan memutar untuk menjaga kinerja ekspor. Salah satunya dengan pelemahan nilai tukar agar ekspor tetap kompetitif. 

Dengan pelemahan ini, China tidak terlalu memusingkan aturan tarif impor yang dikenakan oleh AS. Pemasukan devisa akan tetap besar dan mampu menutupi pengeluaran untuk membayar bea masuk terhadap barang-barang mereka yang masuk ke AS.    

Bagi Indonesia, pelemahan Yuan menjadi hal yang kurang baik bagi perekonomian khususnya bagi industri domestik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Januari 2018 menunjukkan bahwa China adalah importir utama dengan pangsa pasar mencapai 24,75%. 

Waspadai Pelemahan Yuan dan Serbuan Produk ChinaBPS
Strategi pelemahan yang dijalankan China memang hal jitu, tetapi merugikan bagi negara-negara mitra dagangnya. Indonesia perlu mewaspadai hal tersebut karena bukan tidak mungkin China akan terus melemahkan mata uangnya guna menghadapi perang dagang yang tidak kunjung usai.  

Salah satu cara yang dapat digunakan oleh Indonesia guna membendung banjir produk China adalah dengan non tariff barrier, misalnya dengan penerapan standar tertentu untuk produk impor. Aturan ini mungkin cara yang lebih halus dibandingkan dengan pengenaan tarif bea masuk. 

Melalui cara tersebut, diharapkan mampu mengimbangi strategi pelemahan mata uang yang dilakukan oleh China sehingga produk dari Negeri Tirai Bambu tidak merugikan industri domestik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Pidato Presiden Xi Jinping Buka Peluang Ekspor RI ke China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular