IHSG Dibuka Terkoreksi, Minim Sentimen Positif

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
12 April 2018 09:16
Bursa domestik ikut terpengaruh sentimen negatif dari perkembangan politik di Timur Tengah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi 0,14% ke level 6.351,04. Bursa domestik ikut terpengaruh sentimen negatif dari perkembangan politik di Timur Tengah.

Koreksi harga saham-saham big cap menjadi pemicu pelemahan bursa saham domestik. Harga saham HMSP turun 1,20%, harga saham TLKM turun 0,78%, harga saham UNTR turun 0,91% dan saham AISA turun 0,79%.

Sementara itu, bursa saham utama Asia Pasifik dibuka bervariasi. Indeks acuan Nikkei 225 tergelincir 0,13% dan dibuka di level 21.658,77. Indesks Kospi di Korea Selatan saat pembukaan naik 0,21% menjadi 2.449,31. Indeks ASX 200 di Australia saat pembukaan relatif tak berubah sebelum akhirnya melemah tipis 0,11% menjadi 5.822,5.

Indeks Strait Times di Singapura saat pembukaan naik 0,17%. Indeks Shanghai Composite dibuka turun 0,15% dan indeks Hang Seng dibuka naik 0,64%.

Koreksi saham di bursa Asia, dipicu oleh isu geopolitik konflik Suriah yang didalangi Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Dalam kicauan twitternya, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Rusia harus bersiap terhadap kemungkinan serangan misil AS ke Rusia.

Dikutip dari twitternya, Trump akan membalas serangan rudal yang sebelumnya dikirim oleh Rusia ke Suriah.

Untuk perdagangan hari ini, koreksi Wall Street akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Biasanya pelemahan atau penguatan Wall Street akan memberi warna pada bursa Asia, termasuk Indonesia.

Perkembangan perang dagang AS vs China juga masih perlu dicermati. Meski Presiden Xi memberi angin segar, tetapi saga perang dagang masih jauh dari selesai.

Shrikant Bhat, Analis Citi, menilai pidato Xi memang merupakan perkembangan positif. Namun kecil kemungkinan dapat langsung menyelesaikan masalah.

"Akan butuh waktu cukup lama sampai negosiasi dilangsungkan. Hal ini bukan merupakan perbaikan yang memakan waktu singkat, bahkan butuh 3-6 bulan hingga permasalahan perang dagang ini dapat diselesaikan," jelas Bhat kepada CNBC.

Pembacaan bahwa The Fed akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga juga akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuan sepanjang tahun ini.

Artinya, selisih (spread) suku bunga dengan AS akan semakin sempit dan berinvestasi di Negeri Adidaya menjadi menarik. Ini akan memicu arus modal keluar dan menekan IHSG.

Kemudian, penguatan IHSG yang telah terjadi selama tiga hari beruntun berpotensi mengundang hasrat investor untuk melakukan ambil untung. Apalagi secara year-to-date (YtD) kini IHSG sudah berbalik positif, meski masih tipis di 0,08%. Tetap ada keuntungan yang menggoda untuk dicairkan.

Perkembangan di Suriah juga bisa menjadi pemberat IHSG. Bila eskalasi memuncak sampai ke pertikaian bersenjata, maka akan membuat investor panik dan meninggalkan instrumen berisiko di negara-negara berkembang.

Namun di sisi lain, memanasnya situasi di Suriah menyebabkan harga minyak naik dan itu menjadi sentimen positif bagi IHSG. Saham emiten migas dan pertambangan berpotensi naik kala harga si emas hitam bergerak ke atas.

Saat ini, harga minyak masih melanjutkan kenaikannya walau tidak setinggi kemarin. Dinamika di Suriah bisa mendorong AS keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran, yang juga merupakan pendukung pemerintahan al-Assad. Artinya, sanksi terhadap Iran bisa kembali diterapkan sehingga memukul industri minyak di Negeri Persia.

Meski demikian, masih ada risiko koreksi harga minyak karena pasokan dari AS yang berlimpah. US Energy Information Administration (EIA) melaporkan cadangan minyak AS naik 3,3 juta barel dalam sepekan hingga tanggal 6 April. Capaian itu jauh melampaui ekspektasi analis yang memprediksi penurunan sebesar 189.000 barel.

Hal lain yang bisa membantu IHSG adalah aksi emiten. Hari ini sejumlah emiten diagendakan menggelar RUPS Tahunan. Kabar baik dari sana, misalnya dividen, diharapkan bisa mendorong gairah pelaku pasar.
(hps) Next Article IHSG Dibuka Menguat, Atmosfer Konsolidasi Masih Terasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular