Jelang Long Weekend IHSG Dibuka Menguat

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2018 09:12
Dimana pada saat yang sama bursa saham utama Asia saat ini kinerjanya bervariasi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan ini dibuka menguat 0,21% ke 6.153,64. Dimana pada saat yang sama bursa saham utama Asia saat ini kinerjanya bervariasi.

Penguatan IHSG tersebut ditopang penguatan saham-saham ASII yang naik 0,35%, saham TLKM naik 0,28%, saham TKIM naik 1,07% dan BBNI nqik 0,29%.

Pagi ini bursa saham-saham asia saat ini ditransaksikan bervariasi, Nikkei 225 naik 0,59%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,43%, indeks Shanghai turun 0,27%, indeks Kospi menguat 0,05% dan indeks Strait Times 0,72%.

Dari Wall Street, tiga indeks utama masih berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini meski lebih tipis dibandingkan kemarin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,04%, S&P 500 turun 0,29%, dan Nasdaq berkurang 0,85%.

Faktor domestik lagi-lagi menjadi penyebab koreksi di Wall Street. Pertama, pemerintah AS ingin mengurangi dominasi Amazon di bisnis penjualan ritel. Menyusul kabar ini, saham Amazon anjlok 4,38%.

Situs berita Axios melaporkan, Presiden Trump ingin agar seluruh pemain mendapatkan kesempatan yang sama dan tidak ada yang mendominasi. Trump disebut khawatir karena banyak pemain di sektor ritel yang terpaksa gulung tikar akibat Amazon yang terlalu kuat.

Untuk perdagangan hari ini, hal-hal yang bisa menjadi faktor risiko bagi IHSG adalah koreksi di Wall Street. Biasanya ketika Wall Street membukukan koreksi, bursa saham Asia merespons negatif dan bisa menular sampai ke Indonesia.

Kedua, ada pembacaan negatif terhadap terpilihnya Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI pengganti Agus DW Martowardojo. Sepertinya pasar cemas sikap (stance) Perry yang dovish dan cenderung pro growth membuat laba perbankan tergerus.

Meski demikian, langkah Perry untuk menurunkan suku bunga kredit tetap harus dilakukan secara bertahap. Jika ada kebijakan yang bersifat besar dan cepat, maka dikhawatirkan bisa menimbulkan guncangan (shock) di industri perbankan. Ini tentu justru kontraproduktif.

Layak disimak bagaimana reaksi pasar hari ini terhadap terpilihnya Perry. Apakah hukuman atau imbalan, kita tunggu.

Ketiga, jelang libur panjang Jumat Agung dikhawatirkan perdagangan berjalan kurang semarak. Terkadang investor justru memilih mencairkan keuntungan jelang long weekend. Ini pun bisa menjadi risiko bagi IHSG.

Keempat, meski sering terkoreksi tetapi valuasi IHSG masih relatif mahal dibandingkan bursa saham kawasan. Price to Earnings Ratio (P/E) IHSG saat ini adalah 17,31 kali.

Sementara Straits Times punya P/E 11,42 kali,KLCI 16,77 kali, SETi 16,89 kali, Nikkei 225 15,17 kali, Hang Seng 12,27 kali, SSEC 13,97 kali, dan Kospi 12,1 kali. Tingginya valuasi IHSG membuka peluang koreksi lebih lanjut.

Kelima adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Greenback mendapat momentum penguatan jelang akhir kuartal, seiring tingginya kebutuhan korporasi terhadap mata uang ini. Penguatan dolar bisa berimbas ke pelemahan rupiah dan itu bukan kabar baik bagi IHSG.

Sementara hal-hal yang bisa menjadi sentimen positif dan membuat IHSG berbalik ke zona hijau, pertama adalah harga komoditas. Harga minyak berpotensi mengalami kenaikan seiring kabar pembatasan produksi yang terus dipertahankan oleh Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC).

Mengutip Reuters, lima orang sumber di lingkaran dalam OPEC menyebutkan bahwa mereka tidak akan menghentikan program pembatasan produksi meski harga si emas hitam sempat naik ke kisaran US$ 71/barel. Program ini kemungkinan besar terus berlanjut sampai akhir 2018.

Kabar ini bisa menjadi sentimen pendorong harga minyak. Ketika harga minyak naik, ada harapan emiten migas dan pertambangan mendapat apresiasi.

Kedua, IHSG yang melemah cukup signifikan pada perdagangan kemarin membuka ruang untuk aksi borong hari ini. Harga aset yang sudah terkoreksi bisa menjadi pemanis (sweetener) bagi investor untuk 'berbelanja' saham.

Ketiga, sejumlah emiten juga menggelar agenda korporasi hari ini seperti NIKL, BTPN, SILO, SDRA, sampai ISAT. Bila ada kabar baik dari sana, maka bisa menjadi energi positif bagi IHSG.
(hps) Next Article IHSG Dibuka Menguat, Atmosfer Konsolidasi Masih Terasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular