Internasional

Dolar Lemah, Cadangan Devisa China Naik Tipis

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
08 April 2018 18:57
Cadangan devisa (cadev) China tercatat naik menjadi US$3,14 triliun di bulan Maret.
Foto: REUTERS/Thomas White
Beijing, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (cadev) China naik tipis di bulan Maret akibat berlanjutnya pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan memanasnya isu perang dagang di antara keduanya mendorong ekspektasi bahwa mata uang China akan lebih kuat.

Cadev negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu naik US$9 miliar di bulan Maret menjadi US$3,143 triliun dibandingkan penurunan sebesar US$27 miliar yang dibukukan bulan sebelumnya, demikian data bank sentral yang diperlihatkan hari Minggu (8/4/2018), dilansir dari Reuters.

Para ekonom yang disurvei Reuters telah memperkirakan kenaikan cadev sekitar US$6 miliar di bulan Maret menjadi US$3,14 triliun.

Pembalikan arus modal dipandang sebagai risiko besar bagi perekonomian China di awal 2017. Namun, perpaduan antara kontrol modal yang lebih ketat dan melemahnya dolar AS telah membantu yuan berbalik arah menjadi menguat. Penguatan tersebut mendorong naiknya kepercayaan terhadap perekonomian Negeri Tirai Bambu itu.

Tahun lalu, cadev China naik untuk kali pertama sejak 2014 dan aliran modal lintas batas negaranya berubah menjadi stabil setelah sebelumnya mencatatkan outflow.

Otoritas cadev China mengatakan pada akhir Maret lalu pihaknya mengharapkan aliran modal asing tetap stabil tahun ini.

Mata uang China menguat 0,8% terhadap greenback bulan Maret dan mencatatkan apresiasi kuartalan terbesarnya dalam 10 tahun terakhir pada periode Januari-Maret tahun ini.

Caitong International menyebut penguatan yuan sebagian dipengaruhi oleh kontrak berjangka (futures) minyak mentah yang baru saja diluncurkan di Shanghai. Berbagai kantor pialang menyebut peluncuran itu memicu permintaan yuan dari investor asing.


Tahun lalu, yuan terapresiasi sekitar 6,8% terhadap dolar AS sekaligus membalikkan situasi tiga tahun sebelumnya yang mencatatkan depresiasi.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan bea masuk tinggi terhadap impor baja dan aluminium minggu lalu dan kemudian mengumumkan pengenaan 25% tarif terhadap sekitar 1.300 produk industri dan teknologi China pekan ini dalam upayanya memaksa Beijing mengubah praktik hak kekayaan intelektualnya.

Sebagai balasan, China juga mengenakan bea masuk tambahan sebesar 25% terhadap 128 produk AS, termasuk daging babi beku, wine, dan beberapa jenis buah dan kacang-kacangan, dan mengatakan akan segera mengumumkan upaya lainnya dengan intensitas dan skala yang sama terhadap barang-barang AS.

Kemungkinan perang dagang yang terjadi antara kedua negara mendukung perkiraan bahwa Beijing bisa jadi akan senang melihat yuan menguat saat ini untuk meredakan ketegangan dengan Washington.


Sementara itu, nilai cadangan emas China naik menjadi US$78,419 miliar di akhir Maret dari US$78,064 di bulan Februari.
(prm) Next Article Perang Dagang, Cadangan Devisa China Malah Naik Rp 22 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular