
Perang Dagang, Cadangan Devisa China Malah Naik Rp 22 T
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
09 July 2018 11:43

Beijing, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (cadev) China secara mengejutkan meningkat di bulan Juni akibat perubahan nilai investasi. Pertumbuhan itu terjadi meskipun pasar keuangannya terguncang akibat memanasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Negeri Tirai Bambu.
Cadev China naik US$1,51 miliar (Rp 21,6 triliun) di Juni menjadi US$ 3,112 triliun dibandingkan penurunan US$ 14,23 miliar di bulan Mei, menurut data bank sentral hari Senin (9/7/2018).
Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan cadev turun US$ 10,6 miliar menjadi US$ 3,1 triliun.
Kenaikan tipis bulan Juni itu disebabkan perubahan harga aset, kata Lembaga Administrasi Devisa (SAFE) dalam sebuah pernyataan, Reuters melaporkan.
Mata uang dan pasar saham negara itu melemah jelang Jumat pekan lalu saat bea masuk baru AS terhadap berbagai produk China senilai US$34 miliar resmi dikenakan. Beijing telah melancarkan serangan balasan terhadap produk AS dengan nilai yang sama.
Meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China telah memicu munculnya kekhawatiran akan arus modal keluar yang makin deras dari negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu. Perseteruan itu juga menambah tekanan pada mata uang China.
Bulan Juni, yuan mengalami bulan terburuknya dalam sejarah dengan terdepresiasi 3,25% terhadap dolar AS. Bulan itu juga menjadi yang bulan terburuk bagi saham-saham China dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Arus modal keluar dipandang sebagai risiko besar bagi China sejak 2017 namun kombinasi pengaturan modal yang lebih ketat dan melemahnya dolar telah membantu yuan menguat dan mendorong keyakinan usaha.
Tahun lalu, yuan membalikkan depresiasi tiga tahun berturut-turut terhadap dolar AS dan arus modal China berubah dari net outflows menjadi stabil.
Yuan anjlok melewati level psikologisnya 6,7 yuan terhadap dolar AS pada 3 Juli. Pemerintah China mengatakan pada hari yang sama akan meyakinkan pasar bahwa Beijing akan menjaga mata uang agar tetap stabil.
Pengatur cadev China dalam sebuah tulisan opini hari Jumat mengatakan berharap cadev negara itu akan tetap stabil meskipun perdagangan protektif dan suku bunga bank sentral AS meningkat.
Otoritas juga yakin mereka tidak perlu menggunakan cadev dalam jumlah yang besar untuk menjaga yuan seperti yang mereka lakukan di 2015 ketika saham dan mata uangnya anjlok.
Nilai cadangan emas China turun menjadi US$ 74,071 miliar di akhir Juni dari US$ 77,323 miliar di Mei.
(prm) Next Article Cetak Rekor, Cadangan Devisa China Naik US$9 Miliar Sebulan
Cadev China naik US$1,51 miliar (Rp 21,6 triliun) di Juni menjadi US$ 3,112 triliun dibandingkan penurunan US$ 14,23 miliar di bulan Mei, menurut data bank sentral hari Senin (9/7/2018).
Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan cadev turun US$ 10,6 miliar menjadi US$ 3,1 triliun.
Mata uang dan pasar saham negara itu melemah jelang Jumat pekan lalu saat bea masuk baru AS terhadap berbagai produk China senilai US$34 miliar resmi dikenakan. Beijing telah melancarkan serangan balasan terhadap produk AS dengan nilai yang sama.
Meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China telah memicu munculnya kekhawatiran akan arus modal keluar yang makin deras dari negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu. Perseteruan itu juga menambah tekanan pada mata uang China.
Bulan Juni, yuan mengalami bulan terburuknya dalam sejarah dengan terdepresiasi 3,25% terhadap dolar AS. Bulan itu juga menjadi yang bulan terburuk bagi saham-saham China dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Arus modal keluar dipandang sebagai risiko besar bagi China sejak 2017 namun kombinasi pengaturan modal yang lebih ketat dan melemahnya dolar telah membantu yuan menguat dan mendorong keyakinan usaha.
Tahun lalu, yuan membalikkan depresiasi tiga tahun berturut-turut terhadap dolar AS dan arus modal China berubah dari net outflows menjadi stabil.
Yuan anjlok melewati level psikologisnya 6,7 yuan terhadap dolar AS pada 3 Juli. Pemerintah China mengatakan pada hari yang sama akan meyakinkan pasar bahwa Beijing akan menjaga mata uang agar tetap stabil.
Pengatur cadev China dalam sebuah tulisan opini hari Jumat mengatakan berharap cadev negara itu akan tetap stabil meskipun perdagangan protektif dan suku bunga bank sentral AS meningkat.
Otoritas juga yakin mereka tidak perlu menggunakan cadev dalam jumlah yang besar untuk menjaga yuan seperti yang mereka lakukan di 2015 ketika saham dan mata uangnya anjlok.
Nilai cadangan emas China turun menjadi US$ 74,071 miliar di akhir Juni dari US$ 77,323 miliar di Mei.
(prm) Next Article Cetak Rekor, Cadangan Devisa China Naik US$9 Miliar Sebulan
Most Popular