Tertekan Perang Dagang, Rupiah Melemah 0,12% dalam Sepekan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2018 08:42
Adem Sesaat, Perang Dagang Panas Lagi
Foto: CNBC

Namun kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa langkah China menerapkan bea masuk untuk 106 produk AS sangat menyakitkan. Oleh karena itu, bidak pengenaan bea masuk untuk 1.300 produk China kembali dimajukan.  

"Daripada memperbaiki kesalahannya, China telah memilih untuk menyerang petani dan manufaktur kami. Atas dasar pembalasan China yang tidak adil, kami mempertimbangkan apakah tarif tambahan itu layak," tegas Trump. 

China pun berang. Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan bahwa Negeri Tirai Bambu siap melakukan perang dagang dengan Negeri Adidaya. 

"Jika AS mengabaikan perlawanan dari China dan komunitas internasional, serta bersikukuh untuk melanjutkan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan, maka China akan menghadapi mereka sampai akhir. Berapa pun harganya," tegas pernyataan Kementerian Perdagangan China.

Menanggapi situasi yang kembali memanas, pasar pun memasang mode risk off. Investor enggan bermain dengan instrumen berisiko dan memilih mengamankan dana di instrumen safe haven seperti emas, yen Jepang, atau franc Swiss. 

Rupiah pun kena imbasnya. Pada perdagangan kemarin, investor asing melakukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 259,12 miliar. 


Untuk pekan depan, rupiah sepertinya masih akan mengalami periode yang berat. Isu perang dagang nampaknya masih terus berkembang dinamis dan setiap ada kebijakan atau komentar baru dari kedua pihak pasti akan sangat mempengaruhi pasar. 

Diharapkan AS dan China segera berunding untuk menyelesaikan perkara ini. Apalagi Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), telah mengingatkan bahwa perang dagang akan memicu inflasi karena mahalnya biaya impor.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular