Ditawar Rp 20/Saham, Bakrieland Lakukan Reverse Stock

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
06 April 2018 11:59
Ditawar Rp 20/Saham, Bakrieland Lakukan Reverse Stock
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bakrieland Development Tbk (Bakrieland, ELTY) akan melakukan penggabungan nilai nominal saham (reverse stock) dengan rasio 10 : 1. Nantinya, setiap lembar saham perseroan dikonversi menjadi 10 kali lipat dari harga penawaran yang pasar negosiasi pada kisaran harga Rp 20-Rp 50 per saham.

Setelah reverse stock tersebut, harga saham perseroan mencapai Rp 200 hingga Rp 500/saham. Manajemen ELTY menjelaskan reverse stock tersebut dilakukan ELTY mengingat saham-saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah saham yang harganya pada kisaran Rp 200 hingga Rp 500/saham.

Selain itu, reverse stock dilakukan karena saham pereroan lebih aktif diperdagangkan di pasar negosiasi dibandingkan di pasar reguler yang relatif lebih kecil. Padahal di pasar reguler, harga minimal saham yang bisa transaksi minimal pada harga Rp 50 per saham.

Saat ini, jumlah saham ELTY yang tercatat di Bursa sebanyak 43,52 miliar saham. Setelah reverse stock jumlah saham perseroan akan menjadi 4,35 miliar.

"Reverse stock yang dilakukan ELTY akan membuat saham kami diperdagangkan kembali pada tingkat optimal trading range atau kisaran harga yang dapat mempengaruhi prefensi investor, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan. Sehingga mendorong perdagangan saham perseroan menjadi lebih likuid, sehingga berdampak positif bagi pemegang saham," kata Corporate Secretary ELTY Yudy Rizard Hakim, dalam surat yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, ELTY juga menyampaikan bahwa PT Geo Link Indonesia sebagai pembeli siaga yang akan membeli saham odd lot ELTY. Saham odd lot adalah, saham yang kepemilikan saham tidak dapat digenapkan ke dalam satu satuan lot yang berlaku. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot saham jumlahnya 100 saham.
Menurut Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih, reverse stock beragai emiten tersebut dipastikan membuat saham yang beredar menjadi lebih sedikit. Sehingga dapat dimungkinkan munculnya volatilitas tinggi akibat reverse stock tersebut.

"Reverse stock tidak akan mengubah kondisi perusahaan, jadi dipastikan hanya mengubah harga dan jumlah saham", ujar A Fatih saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (6/4/2018).

Faith menambahkan, perubahan emiten dengan melakukan reverse stock juga dinilai tidak berpengaruh kepada ketertarikan investor dalam melakukan perdagangan terhadap saham tersebut. Mengingat juga banyak emiten yang melakukan pemecahan saham (stock split) untuk menarik investor melakukan perdagangan pada saham-sahamnya.

Selain itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan bahwa emiten-emiten justru cenderung tertarik melakukan stock split dibandingkan dengan reverse stock.

Menurutnya, saham perseroan akan lebih likuid jika melakukan stock split dibandingkan reverse stock karena jumlah saham yang beredar semakin banyak. Selain itu, stock split juga dinilai lebih berdampak positif bagi perdagangan saham perseroan tersebut.

"Justru kalau saya lihat emiten lebih prefer melakukan stock split ya dibadingkan reverse split. Karena jumlah saham yang beredar lebih banyak dapat mendorong saham perusahaan jadi lebih likuid ya", tambah Christine dalam kesempatan yang sama.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular