Kebijakan Moneter BI Triwulan-I: No Alarms and No Surprises..

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 April 2018 11:40
Ruang yang Tersisa Tinggal Makroprudensial
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Dengan kondisi seperti ini, ruang yang tersisa bagi BI adalah kebijakan makroprudensial. Sisi ini yang bisa diutak-atik untuk tetap menjaga likuiditas sektor keuangan sembari mendukung pertumbuhan ekonomi.

Langkah ini sudah ditempuh pada Januari, yaitu mempercepat implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata. Dari total GWM rupiah bank umum konvensional sebesar 6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK), GWM rata-rata diperlonggar menjadi 2% dari DPK. Sementara, dari total GWM valas bank umum konvensional sebesar 8% dari DPK, porsi GWM rata-rata mulai diberlakukan sebesar 2% dari DPK.

Selain itu, BI juga mengubah ketentuan Loan to Funding Ratio (LFR) bagi bank konvensional dan Financing to Deposit Ratio (FDR) bagi bank syariah menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan target kisaran 80-92%. BI pun memperluas komponen kredit/pembiayaan yang memasukkan surat yang dibeli oleh bank dan memperluas komponen simpanan dengan memasukkan surat berharga yang diterbitkan bank.

Menahan suku bunga acuan dan memainkan kebijakan makroprudensial adalah pembacaan yang sudah ada sejak awal tahun, dan terjadi pada kuartal I. Untuk kuartal II, sepertinya BI pun masih menempuh langkah serupa. Nir kebijakan suku bunga dan lebih bermain di area makroprudensial.

Dalam hal kebijakan moneter, pada kuartal I (dan kemungkinan sampai akhir tahun) memang no alarms and no surprises... (aji/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular