IHSG Belum Stabil, Penguatan Hari Ini Hanya Temporer

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 April 2018 10:40
Sebanyak 8 sektor saham ditransaksikan menguat, dipimpin oleh sektor pertambangan yang menguat hingga 0,95%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat 0,25% ke level 6.244,71 poin pada perdagangan hari ini (Rabu, 4/4/2018), pasca terkoreksi sebesar 0,19% kemarin. Sebanyak 8 sektor saham ditransaksikan menguat, dipimpin oleh sektor pertambangan yang menguat hingga 0,95%, sementara dua sektor lainnya yakni jasa keuangan (-0,03%) dan aneka industri (-0,63%) terjebak di zona merah.

Namun, penguatan IHSG pada hari patut diwaspadai karena mungkin saja hanya sementara. Pasalnya, kekhawatiran investor terhadap perang dagang masih mencuat setelah pemerintahan Amerika Serikat (AS) resmi mengumumkan daftar barang impor asal China yang akan dikenakan bea masuk baru. Bea masuk sebesar 25% tersebut menargetkan sekitar 1.300 produk, utamanya yang memiliki teknologi tinggi seperti satelit komunikasi, semikonduktor, dan baterai jenis lithium.

Upaya tersebut dilakukan untuk menekan Beijing agar mengubah kebijakannya yang sering merugikan perusahaan AS yaitu dengan mencuri kekayaan intelektual perusahaan asal negeri paman sam yang berinvestasi di China. Produk-produk yang dikenakan bea masuk adalah yang diuntungkan oleh praktek tidak fair tersebut. Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menjadwalkan sesi dengar pendapat publik mengenai bea impor itu pada 15 Mei mendatang.

China lagi-lagi merespon dengan keras kebijakan ini dengan mengancam untuk membalas tindakan itu dengan menargetkan produk kedelai, pesawat terbang, dan alat berat asal AS.

Sebelumnya, China telah mengeluarkan kebijakan balasan atas aksi proteksionisme AS (bea masuk baja dan aluminium) dengan mengenakan bea masuk terhadap 128 barang impor AS senilai US$ 3 miliar, termasuk daging babi dan buah-buahan.

Jika aksi balasan jilid II benar-benar dilancarkan China, investor lantas patut waspada karena dapat dikatakan perang dagang sudah benar-benar terjadi.


Kondisi tersebut membuat IHSG rentan koreksi, terpengaruh oleh koreksi bursa saham utama di kawasan regional: indeks Nikkei terkoreksi 0,09%, indeks Strait Times terkoreksi 0,38%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,48%.

Selain itu, koreksi harga minyak juga mencerminkan ketakutan pelaku pasar atas resiko perang dagang. Sampai dengan berita ini diturunkan, harga minyak mentah WTI turun 0,27% ke level US$ 63,34/barel, sementara brent melemah 0,34% menjadi US$ 67,89/barel.

Terakhir, masih rawannya penguatan IHSG dapat dilhat dari investor asing yang masih melakukan aksi jual bersih senilai Rp 20,99 miliar. Hal ini menandakan bahwa mereka masih melihat adanya resiko pada bursa saham dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular