Sentimen Negatif Berkurang, IHSG Bisa Menguat Terbatas

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
04 April 2018 09:13
Pada awal pembukaan perdagangan hari ini IHSG menguat 0,17% ke 6.240,98 poin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini dibuka dengan menguat tipis. IHSG dibuka menguat 0,17% ke 6.240,98 poin.

Penguatan terbatas IHSG pada awal perdagangan ini berasal dari kenaikan saham-saham emiten berkapitalisasi besar. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 0,32%, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menguat 0,54% dan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menguat 0,25%.

Penguatan pada awal perdagangan ini sejalan dengan bursa-bursa utama Asia. Indeks Nikkei 225 dibuka mengguat 0,58% ke 21.415,85 poin. Indeks Hang Seng dibuka menguat 0,2% ke 30.244,22. Indeks Kospi dibuka menguat 0,23%.

Untuk perdagangan hari ini, kabar gembira dari Wall Street akan menjadi pendorong penguatan bursa Asia, termasuk Indonesia. Biasanya koreksi dan laju Wall Street akan mewarnai bursa saham Benua Kuning.  Tiga indeks utama berhasil bangkit dari keterpurukan pada perdagangan hari sebelumnya. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,65%, S&P 500 naik 1,26%, dan Nasdaq bertambah 1,04%. 

Sentimen positif lainnya bisa datang dari laporan emiten. Hari ini masih ada emiten yang dijadwalkan menyampaikan pelaporan seperti INCO, SKYB, dan MNCN. Bila ada kabar baik, maka bisa menjadi tambahan tenaga buat IHSG. 

Harga minyak juga mendukung kenaikan IHSG. Harga si emas hitam naik setelah Alexander Novak, Menteri Energi Rusia, menyatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara non OPEC akan membentuk badan bersama untuk kerja sama setelah kesepakatan pemotongan produksi selesai pada akhir 2018. Kemungkinan upaya untuk mempertahankan harga minyak tetap tinggi akan lebih strategis, terkoordinasi, dan bersifat jangka panjang ketimbang melalui upaya ad hoc seperti pengurangan produksi yang ditempuh saat ini. 

"Kami sedang memikirkan format kerja sama yang lebih jangka panjang. Termasuk di dalamnya adalah pemantauan pasar, pertukaran informasi, dan aksi bersama jika diperlukan," ungkap Novak seperti dikutip Reuters. 

Kenaikan harga minyak akan berdampak positif bagi emiten migas dan pertambangan di bursa saham Indonesia. Laju sektor ini akan mendorong penguatan IHSG. 

Namun masih ada risiko yang menghantui IHSG. Dolar AS kembali menguat. Dollar Index, yang mengukur kekuatan dolar AS dibandingkan enam mata uang utama, naik 0,14% pagi ini. 

Penguatan dolar AS bisa menyebabkan depresiasi rupiah lebih lanjut. Depresiasi rupiah membuat aset-aset berbasis mata uang ini kurang menarik, sehingga mendorong aksi jual lanjutan, terutama oleh investor asing. 

Selain itu, aturan penetapan harga batu bara domestik sudah menampakkan hasil. Meski biaya pengadaan listrik turun, tetapi aturan ini menekan kinerja perusahaan batu bara. 

Arutmin memperkirakan penurunan pendapatan sekitar Rp 920 miliar, sementara pendapatan Kaltim Prima Coal diproyeksikan tergerus sampai Rp 2,5 triliun. Perkembangan ini bisa menekan laju emiten pertambangan dan mempengaruhi IHSG secara keseluruhan.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular