
Adaro Jajaki Rencana Bangun Pembangkit di Negara Indochina
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
20 March 2018 18:27

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sedang menjajaki kerjasama untuk melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di beberapa negara di kawasan Semenanjung Indochina. Kerjasama itu berupa patungan (joint venture) yang rencananya akan dilakukan dengan Jepang.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan kerja sama berupa joint venture dipilih dengan tujuan manajemen risiko. Sebab, membangun PLTU adalah proyek yang tergolong besar.
"Jadi lebih baik kami cari partner bluechip juga, sehingga risiko bisa ter-manage," tutur pria yang akrab disapa Boy di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu, Selasa (20/3/2018).
Negara tujuan yang berpeluang atas pembangunan PLTU itu, disebut Boy, adalah negara seperti Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Kamboja. Dia juga melihat ada peluang di Bangladesh, karena merupakan negara yang juga sedang berkembang.
Boy belum dapat memastikan kapasitas atas pembangkit itu, namun diperkirakan kapasitasnya bisa di atas 600 megawatt (MW). Kerja sama tak hanya dijajaki dengan Jepang, namun juga Korea Selatan dan Thailand. Tapi kami sudah menyatakan minat kepada mitra di Jepang," kata Boy.
Menurut dia, dengan bermitra dengan Jepang pihaknya bisa mendapat dukungan dari segi keuangan serta teknologi. Hal itu juga menjadi alasan keinginan untuk bermitra dengan Korea Selatan dan Thailand.
"Kenapa Korea? Sama juga alasannya, bisa didukung segala macam. Terakhir, EGAT (Electricity Generating Authority of Thailand) juga menarik karena Thailand ini punya posisi strategis di Indochina. Mereka kan punya pasar, karena dekat semua kan. Di dalam negeri sendiri, Thai Bath Loan sangat menarik, bisa 6-7 persen," terang Boy.
(gus/gus) Next Article China Batasi Impor, Boy Thohir: Tidak Berdampak ke Adaro
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan kerja sama berupa joint venture dipilih dengan tujuan manajemen risiko. Sebab, membangun PLTU adalah proyek yang tergolong besar.
Negara tujuan yang berpeluang atas pembangunan PLTU itu, disebut Boy, adalah negara seperti Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Kamboja. Dia juga melihat ada peluang di Bangladesh, karena merupakan negara yang juga sedang berkembang.
Boy belum dapat memastikan kapasitas atas pembangkit itu, namun diperkirakan kapasitasnya bisa di atas 600 megawatt (MW). Kerja sama tak hanya dijajaki dengan Jepang, namun juga Korea Selatan dan Thailand. Tapi kami sudah menyatakan minat kepada mitra di Jepang," kata Boy.
Menurut dia, dengan bermitra dengan Jepang pihaknya bisa mendapat dukungan dari segi keuangan serta teknologi. Hal itu juga menjadi alasan keinginan untuk bermitra dengan Korea Selatan dan Thailand.
"Kenapa Korea? Sama juga alasannya, bisa didukung segala macam. Terakhir, EGAT (Electricity Generating Authority of Thailand) juga menarik karena Thailand ini punya posisi strategis di Indochina. Mereka kan punya pasar, karena dekat semua kan. Di dalam negeri sendiri, Thai Bath Loan sangat menarik, bisa 6-7 persen," terang Boy.
(gus/gus) Next Article China Batasi Impor, Boy Thohir: Tidak Berdampak ke Adaro
Most Popular