
Adaro Pastikan Tak Ada Distorsi Harga Ekspor Batu Bara
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
20 March 2018 16:54

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir memastikan tidak akan ada distorsi harga batu bara atas penjualan ke luar negeri atau ekspor. Sebab, sudah ada kontrak jangka panjang dengan importir dan mereka dinilai menghormati kontrak tersebut.
"Namun dampak pasti ada, apalagi yang relay on spot market. Tapi, kami kerjasama dengan yang blue chip company," kata pria yang akrab disapa Boy di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu, Selasa (20/3/2018).
Dari segi keuangan, Boy mengaku ada dampak namun tidak terlalu besar. Hal itu utamanya ditunjang dengan efisiensi yang dilakukan perseroan.
"Kebetulan selama ini kami menghemat, jadi balancing kita cukup oke. Dampak secara signifikan tidak. Tapi kalau saham iya otomatis turun. Tapi itu, kami efisiensi," tutur Boy.
Terkait tidak jadinya pemberlakuan surut atas kontrak, Boy menilai positif keputusan tersebut. Namun dia meminta aturan yang berlaku harus memiliki kepastian jangka panjang atau tidak berubah-ubah.
Hal itu, kata dia, dapat membuat investor ragu. "Sedangkan kami dengan kondisi yang kompetitif, harus bersaing kan. Jadi kepastian hukum nomor satulah," ujar Boy.
Sepanjang tahun ini, Adaro akan tetap mempertahankan target produksi di kisaran 54 hingga 56 juta ton dengan alokasi domestik sekitar 20-25%. Alokasi ini nantinya akan menggunakan harga domestik yang ditetapkan pemerintah yakni batas atas sebesar US$ 70 per ton untuk kalori 6322 Kcal.
(gus/gus) Next Article Harga Batu Bara Minus 7% Ytd, Begini Nasib Saham Adaro Energy
"Namun dampak pasti ada, apalagi yang relay on spot market. Tapi, kami kerjasama dengan yang blue chip company," kata pria yang akrab disapa Boy di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu, Selasa (20/3/2018).
"Kebetulan selama ini kami menghemat, jadi balancing kita cukup oke. Dampak secara signifikan tidak. Tapi kalau saham iya otomatis turun. Tapi itu, kami efisiensi," tutur Boy.
Terkait tidak jadinya pemberlakuan surut atas kontrak, Boy menilai positif keputusan tersebut. Namun dia meminta aturan yang berlaku harus memiliki kepastian jangka panjang atau tidak berubah-ubah.
Hal itu, kata dia, dapat membuat investor ragu. "Sedangkan kami dengan kondisi yang kompetitif, harus bersaing kan. Jadi kepastian hukum nomor satulah," ujar Boy.
Sepanjang tahun ini, Adaro akan tetap mempertahankan target produksi di kisaran 54 hingga 56 juta ton dengan alokasi domestik sekitar 20-25%. Alokasi ini nantinya akan menggunakan harga domestik yang ditetapkan pemerintah yakni batas atas sebesar US$ 70 per ton untuk kalori 6322 Kcal.
(gus/gus) Next Article Harga Batu Bara Minus 7% Ytd, Begini Nasib Saham Adaro Energy
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular