Keluar dari Saham, Investor Masuk ke Obligasi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 March 2018 15:39
Sampai Kapan Angin Sejuk di Pasar SBN Berhembus?
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Namun apakah angin segar di pasar SBN ini bakal bertahan lama? Sepertinya agak sulit, karena perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis.

Pekan ini, akan ada tiga pengumuman suku bunga acuan yaitu di AS, Inggris, dan Indonesia. Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,5-1,75%. CME Group, yang merilis Federal Funds Futures (instrumen yang mempertaruhkan suku bunga acuan di AS), menyebutkan bahwa probabilitas kenaikan suku bunga acuan mencapai 93%. 

Sementara Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan 22 Maret waktu setempat. Kenaikan suku bunga diperkirakan baru terjadi pada Mei mendatang. 

Sedangkan Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih menjaga sikap (stance) netral dalam hal kebijakan moneter. Kemungkinan besar BI masih akan menahan suku bunga acuan, demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan kestabilan nilai tukar rupiah. 

Ketika suku bunga di AS naik sementara di Indonesia tetap, maka selisih (spread) akan menyempit. Instrumen di AS akan semakin menarik, dan kemungkinan ada perpindahan dana ke sana. 

Ketika investor banyak melepas SBN, maka harga akan turun. Kemudian yield pun akan kembali bergerak naik.  

Pasar (dan pemerintah selaku penerbit SBN) harus bersiap menghadapi kemungkinan tersebut. Angin sejuk ini tidak berhembus selamanya. (aji/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular