Kemungkinan The Fed Naikkan Suku Bunga Capai 94%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 March 2018 06:40
Pelaku pasar menilai kenaikan suku bunga acuan The Fed bulan ini semakin nyata.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Waktu yang ditunggu-tunggu pelaku pasar sebentar lagi tiba. The Federal Reserve selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) dijadwalkan melakukan pertemuan pada 20-21 Maret mendatang waktu setempat. Pertemuan ini sekaligus menandai pertemuan the Fed pertama di bawah komando Jerome Powell sebagai gubernur yang baru.

Dalam pertemuan ini, tingkat suku bunga acuan yang baru akan diumumkan. Suku bunga acuan AS memang merupakan instrumen yang sangat krusial bagi pergerakan pasar modal dunia. Ketika suku bunga acuan dikerek naik, imbal hasil instrumen keuangan di Negeri Paman Sam akan ikut naik sehingga terdapat potensi aliran modal keluar (capital flight) menuju AS, utamanya yang berasal dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Lantas, seberapa besar potensi kenaikan suku bunga acuan pada minggu depan? Benarkah The Fed akan melanjutkan rangkaian normalisasi suku bunga yang sudah dimulai sejak akhir 2015 silam? Nampaknya, hal itulah yang dipercayai pelaku pasar.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, terdapat 94,4% kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuannya bulan ini.

Sebagai catatan, pada 1 bulan yang lalu kemungkinannya masih berada pada angka 81,7%. Artinya, kini pelaku pasar sudah lebih yakin akan hasil dari pertemuan The Fed nanti.
Kemungkinan The Fed Naikkan Suku Bunga Capai 94%Foto: Tim Riset CNBC Indonesia/ Anthony Kevin

Dot Plot Lebih Dinanti

Pelaku pasar lantas sudah melakukan price in atas potensi kenaikan suku bunga acuan tersebut. Hal ini dibuktikan oleh kejatuhan Wall Street dan pergerakan dolar AS yang sudah berhasil menipiskan pelemahannya di tahun ini terhadap mata uang utama dunia lainnya.

Mengingat pelaku pasar nampak sudah yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps pada pertemuan bulan ini, maka perhatian pelaku pasar sesungguhnya akan tertuju kepada versi terbaru 'dot plot' yang juga akan dirilis the Fed selepas pertemuannya nanti. Terlebih, semenjak dilantik pada awal Februari lalu, Powell makin sulit ditebak.

Pada testimoni pertamanya di hadapan House Financial Services Committee 27 Februari silam, Powell menyatakan bahwa ekonomi AS telah membaik semenjak pertemuan The Fed bulan Desember lalu. Powell juga mengatakan beberapa data membuatnya semakin yakin bahwa inflasi sedang bergerak menuju target.

Powell menambahkan semua perkembangan tersebut akan dipertimbangkan dalam membuat proyeksi tingkat suku bunga yang baru. Pernyataan Powell ini diartikan pelaku pasar bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga acuan lebih agresif pada tahun ini dari target sebelumnya yang sebanyak tiga kali.

Bursa saham dunia pun berguguran menyusul testimoni Powell. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,16%, indeks S&P 500 anjlok 1,27%, dan indeks Nasdaq melemah 1,23%.

Situasi lantas berbalik saat Powell memberikan testimoni keduanya, kali ini di hadapan Senate Banking Committee pada 1 Maret lalu. Powell mengatakan pihaknya belum melihat tanda-tanda kenaikan tingkat gaji secara signifikan. Sebagai hasilnya, tekanan dari kenaikan gaji terhadap inflasi belumlah kuat. Hal ini lantas diartikan oleh pelaku pasar sebagai sinyal bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuannya tahun ini.

Wall Street pun menghijau, walaupun pada akhirnya ditutup di zona merah kala itu, dikarenakan pengumuman pengenaan bea masuk atas baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump.

Mau tak mau, dot plot versi terbaru nanti menjadi satu-satunya kunci jawaban bagi investor yang selama ini sudah dibuat bingung oleh sang gubernur baru.


Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei atas partisipan FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan The Fed terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.

Pada Desember 2017 lalu, median dari dot plot untuk akhir tahun 2018 berada pada angka 2%-2,25%. Dari sinilah diketahui bahwa the Fed berencana menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali pada tahun ini, dengan asumsi setiap kenaikan adalah sebesar 25 bps.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(prm) Next Article The Fed Tak Ubah Suku Bunga Jadi Negatif, Trump Angkat Bicara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular