Risiko yang Timbul dari Lonjakan Utang Pemerintah Rp 4.000 T

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 March 2018 12:05
Risiko Pengelolaan Obligasi Negara
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Dalam situasi ketidakpastian global, pengelolaan SBN bukan hal yang mudah. Investor, terutama asing, akan mudah terlena begitu negara lain memberikan keuntungan lebih banyak.

Di sinilah tantangannya. Negara-negara berkembang sudah mulai menaikkan suku bunga acuan, seperti Malaysia, Korea Selatan, sampai China. Negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris pun sudah ancang-ancang menaikkan suku bunga acuan.

Kenaikan suku bunga acuan akan diiringi oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi, sehingga lebih menarik bagi investor. Ini akan menggoda investor untuk meninggalkan pasar Indonesia dan pindah ke negara lain.

Apalagi Bank Indonesia sepertinya masih mempertahankan sikap (stance) netral, meskipun AS menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini. Agus DW Martowardojo, Gubernur BI, menyatakan bahwa belum tentu BI akan merespons dengan kebijakan yang sama kala The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga.


Kala suku bunga Indonesia tetap sementara AS naik, maka selisih (spread) akan menipis dan instrumen berbasis dolar AS menjadi semakin menarik. Meski Agus meyakini Indonesia masih menarik, tetapi sepertinya arus modal keluar untuk mencari margin tidak bisa dihindari kala The Fed menaikkan suku bunga.

Di tengah tren kenaikan suku bunga global, yield juga cenderung naik. Ini juga tidak terhindarkan bagi Indonesia, di mana yield untuk SBN tenor acuan 10 tahun sedang dalam tren ke atas.

Reuters

Ketika yield tinggi, maka akan menjadi beban bagi pemerintah karena anggaran untuk pembayaran bunga utang bisa membengkak. Selain itu, pemerintah akan cenderung dipojokkan (cornered) dalam lelang SBN ketika tren yield sedang tinggi.

Investor akan meminta yield tinggi dan pemerintah pun dalam posisi serba salah. Jika dimenangkan maka menjadi tambahan beban, sementara kalau tidak dimenangkan bisa mengancam rencana pembiayaan anggaran.

Oleh karena itu, meski utang pemerintah masih aman tetapi kewaspadaan tidak boleh mengendur. Pengelolaan utang harus tetap hati-hati (bahkan mungkin cenderung konservatif) di tengah iklim pasar keuangan global yang masih tidak menentu.

(aji/wed)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular