
The Fed Naikkan Bunga, Apakah BI Akan Mengikuti?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 March 2018 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed hampir pasti akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan 21 Maret waktu setempat. Bagaimana dengan Bank Indonesia (BI)?
Federal Funds Futures, yang "mempertaruhkan" kenaikan suku bunga acuan di AS, menyebutkan probabilitas kenaikan suku bunga pada 21 Maret mendatang mencapai 88,8%. Sementara probabilitas suku bunga tidak berubah hanya 11,2%.
Agus Martowardojo, Gubenur BI, menegaskan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tidak otomatis membuat BI ikut menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Menurutnya, keputusan BI akan berpegang kepada data (data dependent).
"Kami juga akan melakukan RDG (Rapat Dewan Gubenur) bulanan. Kalau FFR naik maka belum tentu BI melakukan penyesuaian suku bunga. Salah satu yang kami dalami adalah inflasi," tutur Agus di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Agus kembali menegaskan bahwa ruang pelonggaran moneter sudah semakin terbatas. Namun belum tentu juga BI akan menaikkan suku bunga, karena banyak hal yang menjadi pertimbangan.
"Ruang easing sudah kecil, tapi bukan berarti kami akan naikkan (suku bunga acuan). Perhatian kami adalah bagaimana inflasi, neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi, dan fiskal. Indikatornya masih baik," paparnya.
Walau Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuan, Agus meyakini bahwa tidak akan terjadi arus modal secara mendadak (sudden capital reversal). Dia menegaskan Indonesia tetap akan menarik bagi pelaku pasar.
"Yield (imbal hasil) tenor 10 tahun sekarang ada di kisaran 6,8%, US Treasury ada di 2,8%. Jadi ini margin yang menarik, saya melihat surat utang Indonesia akan tetap menarik" ujarnya.
(aji/aji) Next Article BI Tahan Bunga Acuan 3,5%, Masih Terendah Sepanjang Sejarah!
Federal Funds Futures, yang "mempertaruhkan" kenaikan suku bunga acuan di AS, menyebutkan probabilitas kenaikan suku bunga pada 21 Maret mendatang mencapai 88,8%. Sementara probabilitas suku bunga tidak berubah hanya 11,2%.
Agus Martowardojo, Gubenur BI, menegaskan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tidak otomatis membuat BI ikut menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate. Menurutnya, keputusan BI akan berpegang kepada data (data dependent).
Agus kembali menegaskan bahwa ruang pelonggaran moneter sudah semakin terbatas. Namun belum tentu juga BI akan menaikkan suku bunga, karena banyak hal yang menjadi pertimbangan.
"Ruang easing sudah kecil, tapi bukan berarti kami akan naikkan (suku bunga acuan). Perhatian kami adalah bagaimana inflasi, neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi, dan fiskal. Indikatornya masih baik," paparnya.
Walau Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuan, Agus meyakini bahwa tidak akan terjadi arus modal secara mendadak (sudden capital reversal). Dia menegaskan Indonesia tetap akan menarik bagi pelaku pasar.
"Yield (imbal hasil) tenor 10 tahun sekarang ada di kisaran 6,8%, US Treasury ada di 2,8%. Jadi ini margin yang menarik, saya melihat surat utang Indonesia akan tetap menarik" ujarnya.
(aji/aji) Next Article BI Tahan Bunga Acuan 3,5%, Masih Terendah Sepanjang Sejarah!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular