Yield Obligasi Naik, Investor AS Pilih Pegang Uang Tunai

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 March 2018 19:48
Banyak investor yang mengharapkan return US terasury 10 tahun juga turun yang mencerminkan pula penurunan resiko.
Foto: REUTERS/Thomas Mukoya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan yield obligasi Amerika Serikat yang mendekati 3% dalam empat tahun terakhir membuat terjadinya tren baru, yakni investor lebih memilih untuk menyimpan uang tunai.

Kepala EkuitasĀ  London and Capital, Roger Jones mengatakan pasar obligasi Amerika telah mencapai kondisi yang sehat, sejak US Treasury 10 tahun mencapai rekor tertingginya.

"Di saat yang sama, banyak investor juga mengharapkan return obligasi juga bisa ikut turun, jadi investor benar-benar hanya akan menyimpan uang tunai," kata Jones, seperti mengutip CNBC, Minggu (10/3/2018).

Menurut dia, seiring dengan kenaikan yield ini pelaku pasar cenderung akan menghindari pasar obligasi, karena tingkat resikonya juga naik. Dalam keadaan demikian akan lebih baik untuk memegang uang tunai dibandingkan berinvetasi di obligasi dengan resiko kehilangan uang.

"Jadi cash sebenarnya menjadi aset," kata dia.

Sebaliknya, Alexander Aldinger, ahli pasar uang di Bayernlb, mengatakan bank justru mengharapkan yield obligasi bisa meningkat tahun ini.

Dia memperkirakan yield US treasury 10 tahun AS tahun ini akan bergerak mendatar (sideways) antara 2,7%-3% hingga akhir kuartal pertama tahun ini dan masih akan terjadi hingga kuartal kedua.

"Pada paruh kedua tahun ini dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi, kita melihat yield 10 tahun AS naik di atas 3% dan tetap berada di atas, ini tanda penting," kata dia.

Tingginya yield obligasi hingga 3% ini menjadi potensi berbahaya bagi pasar, seiring dengan tingkat ekuitas yang menurun tajam.
(roy/roy) Next Article Demi Nama Cuan, Surat Utang Pemerintah RI Jadi Buruan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular