
Uber Angkat Kaki, Grab Siap Ambil Alih Pasar Asia Tenggara
Arys Aditya, CNBC Indonesia
10 March 2018 20:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa transportasi digital, Grab, bersiap mengakuisisi pasar Uber di Asia Tenggara, seiring rencana Uber untuk angkat kaki dari kawasan ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Reuters, Sabtu (10/3/2018), sebagai bagian dari akuisisi tersebut, Grab menyerahkan sejumlah saham kepada Uber. Tidak ada informasi finansial detil mengenai kabar ini.
Adapun, Grab dan Uber menolak berkomentar terhadap rumor tersebut.
Grab diketahui memiliki posisi dominan di sejumlah negara di Asia Tenggara. Sementara, Uber juga terus mencoba melakukan penetrasi pasar. Pada Desember lalu, Uber melakukan kerja sama dengan operator taksi terbesar di Singapura, ComfortDelgro.
Kabar mengenai konsolidasi antara dua raksasa transportasi digital ini kencang berhembus ketika Softbank Group yang telah menjadi salah satu investor utama Grab, menanamkan dana miliaran dolar AS ke Uber.
Analis Forrester Xiaofeng Wang mengatakan Grab memiliki pasar yang jauh lebih besar dibandingkan Uber di Asia Tenggara. Selain itu, Grab juga memahami pasar tersebut ketimbang Uber.
"Uber harusnya fokus di pasar yang mereka pahami dan lebih menguntungkan untuk mereka, seperti Amerika Serikat dan Eropa," kata Wang.
Sebelumnya, Uber juga melakukan langkah serupa untuk pasar di China. Pada 2016, Didi Chuxing memberi sejumlah saham kepada Uber yang ditukar dengan lini bisnis Uber di China.
(hps) Next Article Bos Grab Indonesia: Merger Grab dan Uber Tak Rugikan Driver
Berdasarkan informasi yang dihimpun Reuters, Sabtu (10/3/2018), sebagai bagian dari akuisisi tersebut, Grab menyerahkan sejumlah saham kepada Uber. Tidak ada informasi finansial detil mengenai kabar ini.
Adapun, Grab dan Uber menolak berkomentar terhadap rumor tersebut.
Kabar mengenai konsolidasi antara dua raksasa transportasi digital ini kencang berhembus ketika Softbank Group yang telah menjadi salah satu investor utama Grab, menanamkan dana miliaran dolar AS ke Uber.
Analis Forrester Xiaofeng Wang mengatakan Grab memiliki pasar yang jauh lebih besar dibandingkan Uber di Asia Tenggara. Selain itu, Grab juga memahami pasar tersebut ketimbang Uber.
"Uber harusnya fokus di pasar yang mereka pahami dan lebih menguntungkan untuk mereka, seperti Amerika Serikat dan Eropa," kata Wang.
Sebelumnya, Uber juga melakukan langkah serupa untuk pasar di China. Pada 2016, Didi Chuxing memberi sejumlah saham kepada Uber yang ditukar dengan lini bisnis Uber di China.
(hps) Next Article Bos Grab Indonesia: Merger Grab dan Uber Tak Rugikan Driver
Most Popular