
Internasional
Laba Bersih CIMB Group 2017 Cetak Rekor Rp 15,6 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 February 2018 19:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih CIMB Group Holdings Bhd melonjak 25,5% mencapai 4,47 miliar ringgit atau setara dengan Rp 15,6 triliun di tahun fiskal yang berakhir tanggal 31 Desember 2017, jika dibandingkan dengan 3,56 miliar ringgit di tahun sebelumnya.
Nilai laba bersih ini melampaui rekor senilai 4,54 miliar ringgit yang diraih di tahun fiskal 2013, sebagaimana diumumkan CIMB Group hari Rabu (28/2/2018).
Laba sebelum pajak (pre-tax profit/ PBT) meningkat 25,1% menjadi 6,11 miliar ringgit dengan biaya provisi yang menurun 7,4% secara tahunan (year-on-year/ yoy). Pendapatan perusahaan juga menguat hampir 10% menjadi 17,62 miliar ringgit dari 16,06 miliar ringgit di tahun fiskal 2016.
Laba per saham berada di posisi 49,6 sen dengan imbal hasil bersih (net return) ekuitas rata-rata senilai 9,6%.
Pada kuartal keempat, laba bersih CIMB melompat 24,1% menjadi 1,06 miliar ringgit dari 854,38 juta. Pendapatannya juga meningkat menjadi 4,51 miliar ringgit dari 4,31 miliar ringgit.
Perusahaan tersebut menetapkan dividen bersih kedua sementara senilai 12 sen per lembar saham yang dibayarkan dengan uang tunai atau pilihan skema investasi kembali dividen (dividend reinvestment scheme). Di tahun fiskal 2017, jumlah total dividen mencapai 25 sen atau 2,28 miliar ringgit, yang diartikan sebagai rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) senilai 51% dari laba.
CEO CIMB Tengku Datuk Zafrul Aziz mengatakan dalam rilis resmi perusahaan yang diterima CNBC Indonesia, "Kami puas dapat mencapai target keuangan tahun 2017 dan melaporkan PBT tertinggi yang pernah terjadi senilai 6,11 miliar ringgit atau naik 25,1% yoy, didorong rekor pemasukan operasional senilai 17,63 miliar ringgit, disiplin biaya yang berkelanjutan dan provisi yang lebih rendah."
"Kredit korporasi dan konsumer mengalami tahun yang baik, masing-masing mencatatkan pertumbuhan PBT 53% dan 11,8%. Kinerja commercial banking juga tertekan oleh biaya provisi yang lebih tinggi dari ekspektasi di Singapura dan Thailand, meski unit Malaysia berkinerja baik. PBT CIMB Niaga meningkat 45,7% dan CIMB Thailand kembali untung," katanya.
Untuk tahun fiskal 2017, pendapatan operasional CIMB tumbuh 9,7% yoy menjadi 17,63 miliar ringgit yang sebagian besar didorong oleh pendapatan non bunga (non-interest income) yang tumbuh 12,8%. Pertumbuhan tersebut senada dengan aktivitas pasar modal yang lebih baik, pemulihan pemasukan biaya dan pertumbuhan 8,4% pada pendapatan bunga bersih (net interest income).
Biaya operasional perusahaan meningkat 5,6% yoy.
CIMB mengatakan kontribusi PBT di luar Malaysia meningkat 31% di tahun 2017 jika dibandingkan dengan 22% di tahun 2016. PBT Indonesia menguat 48,5% yoy menjadi 1,37 miliar ringgit seiring dengan kinerja keuangan CIMB yang semakin baik.
Sementara, kontribusi PBT dari Thailan senilai 184 juta ringgit melesat 1.214,3% yoy karena biaya provisi yang rendah. Di sisi lain, kontribusi PBT dari Singapura juga meningkat 46,9% menjadi 354 juta ringgit sebagai dampak dari pendapatan yang pulih.
Total pinjaman yang disalurkan bank (kecuali kredit bermasalah) tumbuh 0,2% yoy, sementara total simpanan tumbuh 5,5% yoy. Rasio likuiditas (loan to deposit ratio/ LDR) perusahaan menurun menjadi 90,8% dari 95,6% di tahun 2016.
Marjin bunga bersih (net interest margin/ NIM) perusahaan tetap berada di posisi 2,63% seiring dengan manajemen liabilitas yang terus berlanjut.
Untuk ke depannya, Zafrul berkata perusahaan "optimis di 2018 dan percaya diri untuk meraih target 2018 kami", didukung oleh momentum yang berkelanjutan di Malaysia dan ekspektasi pemulihan pertumbuhan pinjaman dan kualitas aset di Indonesia, Thailand, dan Singapura.
"Tahun ini kami akan hadir di 10 negara ASEAN dengan dibukanya kantor cabang pertama di Filipina pada akhir tahun 2018. Kami juga akan meluncurkan digital banking di Vietnam pada semester pertama 2018."
(prm) Next Article Laba Bersih CIMB Niaga 2017 Capai Rp 3 T, Tumbuh 43%
Nilai laba bersih ini melampaui rekor senilai 4,54 miliar ringgit yang diraih di tahun fiskal 2013, sebagaimana diumumkan CIMB Group hari Rabu (28/2/2018).
Laba sebelum pajak (pre-tax profit/ PBT) meningkat 25,1% menjadi 6,11 miliar ringgit dengan biaya provisi yang menurun 7,4% secara tahunan (year-on-year/ yoy). Pendapatan perusahaan juga menguat hampir 10% menjadi 17,62 miliar ringgit dari 16,06 miliar ringgit di tahun fiskal 2016.
Pada kuartal keempat, laba bersih CIMB melompat 24,1% menjadi 1,06 miliar ringgit dari 854,38 juta. Pendapatannya juga meningkat menjadi 4,51 miliar ringgit dari 4,31 miliar ringgit.
Perusahaan tersebut menetapkan dividen bersih kedua sementara senilai 12 sen per lembar saham yang dibayarkan dengan uang tunai atau pilihan skema investasi kembali dividen (dividend reinvestment scheme). Di tahun fiskal 2017, jumlah total dividen mencapai 25 sen atau 2,28 miliar ringgit, yang diartikan sebagai rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) senilai 51% dari laba.
CEO CIMB Tengku Datuk Zafrul Aziz mengatakan dalam rilis resmi perusahaan yang diterima CNBC Indonesia, "Kami puas dapat mencapai target keuangan tahun 2017 dan melaporkan PBT tertinggi yang pernah terjadi senilai 6,11 miliar ringgit atau naik 25,1% yoy, didorong rekor pemasukan operasional senilai 17,63 miliar ringgit, disiplin biaya yang berkelanjutan dan provisi yang lebih rendah."
"Kredit korporasi dan konsumer mengalami tahun yang baik, masing-masing mencatatkan pertumbuhan PBT 53% dan 11,8%. Kinerja commercial banking juga tertekan oleh biaya provisi yang lebih tinggi dari ekspektasi di Singapura dan Thailand, meski unit Malaysia berkinerja baik. PBT CIMB Niaga meningkat 45,7% dan CIMB Thailand kembali untung," katanya.
Untuk tahun fiskal 2017, pendapatan operasional CIMB tumbuh 9,7% yoy menjadi 17,63 miliar ringgit yang sebagian besar didorong oleh pendapatan non bunga (non-interest income) yang tumbuh 12,8%. Pertumbuhan tersebut senada dengan aktivitas pasar modal yang lebih baik, pemulihan pemasukan biaya dan pertumbuhan 8,4% pada pendapatan bunga bersih (net interest income).
Biaya operasional perusahaan meningkat 5,6% yoy.
CIMB mengatakan kontribusi PBT di luar Malaysia meningkat 31% di tahun 2017 jika dibandingkan dengan 22% di tahun 2016. PBT Indonesia menguat 48,5% yoy menjadi 1,37 miliar ringgit seiring dengan kinerja keuangan CIMB yang semakin baik.
Sementara, kontribusi PBT dari Thailan senilai 184 juta ringgit melesat 1.214,3% yoy karena biaya provisi yang rendah. Di sisi lain, kontribusi PBT dari Singapura juga meningkat 46,9% menjadi 354 juta ringgit sebagai dampak dari pendapatan yang pulih.
Total pinjaman yang disalurkan bank (kecuali kredit bermasalah) tumbuh 0,2% yoy, sementara total simpanan tumbuh 5,5% yoy. Rasio likuiditas (loan to deposit ratio/ LDR) perusahaan menurun menjadi 90,8% dari 95,6% di tahun 2016.
Marjin bunga bersih (net interest margin/ NIM) perusahaan tetap berada di posisi 2,63% seiring dengan manajemen liabilitas yang terus berlanjut.
Untuk ke depannya, Zafrul berkata perusahaan "optimis di 2018 dan percaya diri untuk meraih target 2018 kami", didukung oleh momentum yang berkelanjutan di Malaysia dan ekspektasi pemulihan pertumbuhan pinjaman dan kualitas aset di Indonesia, Thailand, dan Singapura.
"Tahun ini kami akan hadir di 10 negara ASEAN dengan dibukanya kantor cabang pertama di Filipina pada akhir tahun 2018. Kami juga akan meluncurkan digital banking di Vietnam pada semester pertama 2018."
(prm) Next Article Laba Bersih CIMB Niaga 2017 Capai Rp 3 T, Tumbuh 43%
Most Popular