
Laba Bersih CIMB Niaga 2017 Capai Rp 3 T, Tumbuh 43%
gita rossiana, CNBC Indonesia
26 February 2018 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan laba bersih konsolidasi (audited) sebesar Rp 3 triliun hingga akhir 2017. Nilai tersebut meningkat 43% dibandingkan periode akhir 2016 (year on year/yoy).
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan menjelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau (net interest income/NII) yang meningkat 2,6% menjadi Rp 12,4 triliun.
Selain itu, dikontribusi juga dari peningkatan dari pendapatan non bunga sebesar 18,8% menjadi Rp 3,4 triliun, dan penurunan pada biaya pencadangan sebesar 18% (yoy).
"Kami sampaikan bahwa kinerja keuangan CIMB Niaga terus mengalami kemajuan meskipun menghadapi lingkungan ekonomi yang menantang pada 2017. Kami terus mengedepankan prinsip kehati-hatian terkait pertumbuhan kredit sejalan dengan perekonomian Indonesia dengan tetap memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (26/2/2018).
Perseroan juga membukukan aset Rp 266,3 triliun per 31 Desember 2017, naik sebesar 10,2% (yoy). Dengan nilai aset tersebut, perseroan mempertahankan diri sebagai bank kelima terbesar di Indonesia.
Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 2,8% mencapai Rp 185,1 triliun per 31 Desember 2017. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp 48,6 triliun (26%), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp 35 triliun (19%).
Wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari kredit yang disalurkan, dengan kredit korporasi sebesar Rp 69,6 triliun (38%), dan kredit komersial sebesar Rp 31,9 triliun (17%).
"Strategi yang kami ambil, yakni fokus pada kredit pemilikan rumah maupun sektor UKM terus menampakkan hasil, dengan angka pertumbuhan masing-masing 12% dan 10,7%. Adapun kredit korporasi tumbuh 7,7% Y-o-Y," tambah dia.
Selanjutnya, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 189,3 triliun per 31 Desember 2017. Hal ini didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 8,4%, menghasilkan kenaikan rasio CASA CIMB Niaga sebesar 171 basis point (bps) menjadi 52,6%.
"Kami telah meluncurkan versi terbaru Go Mobile, peningkatan versi Go Mobile diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beralih ke digital banking," kata dia.
(dru) Next Article CIMB: Di Bawah Target, PDB Indonesia 2018 Bisa Naik 5,0-5,1%
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan menjelaskan, pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau (net interest income/NII) yang meningkat 2,6% menjadi Rp 12,4 triliun.
Selain itu, dikontribusi juga dari peningkatan dari pendapatan non bunga sebesar 18,8% menjadi Rp 3,4 triliun, dan penurunan pada biaya pencadangan sebesar 18% (yoy).
Perseroan juga membukukan aset Rp 266,3 triliun per 31 Desember 2017, naik sebesar 10,2% (yoy). Dengan nilai aset tersebut, perseroan mempertahankan diri sebagai bank kelima terbesar di Indonesia.
Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 2,8% mencapai Rp 185,1 triliun per 31 Desember 2017. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat sebesar Rp 48,6 triliun (26%), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp 35 triliun (19%).
Wholesale banking menyumbang proporsi terbesar dari kredit yang disalurkan, dengan kredit korporasi sebesar Rp 69,6 triliun (38%), dan kredit komersial sebesar Rp 31,9 triliun (17%).
"Strategi yang kami ambil, yakni fokus pada kredit pemilikan rumah maupun sektor UKM terus menampakkan hasil, dengan angka pertumbuhan masing-masing 12% dan 10,7%. Adapun kredit korporasi tumbuh 7,7% Y-o-Y," tambah dia.
Selanjutnya, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 189,3 triliun per 31 Desember 2017. Hal ini didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 8,4%, menghasilkan kenaikan rasio CASA CIMB Niaga sebesar 171 basis point (bps) menjadi 52,6%.
"Kami telah meluncurkan versi terbaru Go Mobile, peningkatan versi Go Mobile diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beralih ke digital banking," kata dia.
(dru) Next Article CIMB: Di Bawah Target, PDB Indonesia 2018 Bisa Naik 5,0-5,1%
Most Popular