
Strategi BI Agar Bank Bisa Capai Target Kredit 12% di 2018
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
21 February 2018 15:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengharapkan pertumbuhan kredit perbankan di 2018 dapat mencapai angka 12%. Di 2017 pertumbuhan kredit perbankan hanya menyentuh 8,1%.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan hingga saat ini pihaknya akan menyikapi kebijakan makroprudensial, untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Salah satunya ialah mendorong perbankan untuk menumbuhkan Rasio Pinjaman terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) hingga mencapai 80-92%.
“Bank Indonesia akan menyikapi dengan kebijakan makroprudensial, dan kebijakan utamanya itu adalah di rasio intermediasi makroprudensial. Jadi kita mendorong agar perbankan bisa tumbuh dengan kualitas yang baik menuju ke rasio pinjaman terhadap pihak ketiganya di kisaran 80-92%," ujar Agus di Perbanas Institute, (21/2/2018).
Selain itu, pihaknya akan mencanangkan penyangga likuiditas makroprudensial, yang akan menjaga likuiditas dari perbankan. Sehingga likuiditas perbankan dapat dihasilkan melalui penanaman dalam surat berharga negara.
"Kami juga mencanangkan yang disebut penyangga likuiditas makroprudensial, sehingga bank-bank itu kalau mau ekspansi dia jaga liquidity-nya, dan liquidity-nya akan menghasilkan karena bisa ditanam dalam surat berharga negara, tetapi kalau diperlukan mereka juga bisa melakukan Repo ke BI," tambah Agus.
Agus menambahkan, BI juga sudah mengeluarkan kebijakan hukum bagi NCD, agar perbankan dapat mencari alterrnatif pendanaan di luar DPK.
"Serta memperkenalkan transaksi lindung nilai (hedging) baru melalui structured product dengan call spread option," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan agar masyarakat, khususnya bagi para peminjam atau korporasi yang meminjam dalam valuta asing, tidak terekspos oleh resiko foreign exchange (pasar valuta asing).
“Kami sudah mengeluarkan terkait kebijakan Negotiable Certificate of Deposit (NCD). Lalu kami juga ingin supaya masyarakat, khususnya bagi para peminjam atau korporasi yang meminjam dalam valuta asing jangan sampai terekspos risiko foreign exchange, jadi kita upayakan ada lindung nilai," tambah Agus.
(dru) Next Article VIDEO : Perry Warjiyo, Gubernur BI Terpilih!
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan hingga saat ini pihaknya akan menyikapi kebijakan makroprudensial, untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Salah satunya ialah mendorong perbankan untuk menumbuhkan Rasio Pinjaman terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) hingga mencapai 80-92%.
Selain itu, pihaknya akan mencanangkan penyangga likuiditas makroprudensial, yang akan menjaga likuiditas dari perbankan. Sehingga likuiditas perbankan dapat dihasilkan melalui penanaman dalam surat berharga negara.
"Kami juga mencanangkan yang disebut penyangga likuiditas makroprudensial, sehingga bank-bank itu kalau mau ekspansi dia jaga liquidity-nya, dan liquidity-nya akan menghasilkan karena bisa ditanam dalam surat berharga negara, tetapi kalau diperlukan mereka juga bisa melakukan Repo ke BI," tambah Agus.
Agus menambahkan, BI juga sudah mengeluarkan kebijakan hukum bagi NCD, agar perbankan dapat mencari alterrnatif pendanaan di luar DPK.
"Serta memperkenalkan transaksi lindung nilai (hedging) baru melalui structured product dengan call spread option," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan agar masyarakat, khususnya bagi para peminjam atau korporasi yang meminjam dalam valuta asing, tidak terekspos oleh resiko foreign exchange (pasar valuta asing).
“Kami sudah mengeluarkan terkait kebijakan Negotiable Certificate of Deposit (NCD). Lalu kami juga ingin supaya masyarakat, khususnya bagi para peminjam atau korporasi yang meminjam dalam valuta asing jangan sampai terekspos risiko foreign exchange, jadi kita upayakan ada lindung nilai," tambah Agus.
(dru) Next Article VIDEO : Perry Warjiyo, Gubernur BI Terpilih!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular