Internasional

Pound Menguat di Tengah Harapan Mulusnya Brexit

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 January 2018 07:19
Poundsterling menguat di atas US$1,38 per pound disebabkan melemahnya dolar dan harapan proses Brexit akan berlangsung tanpa riak konflik
Foto: Reuters
London, CNBC Indonesia - Poundsterling menguat di atas US$1,38 per pound untuk pertama kalinya sejak keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE)/ Brexit pada hari Senin (15/1/2018). Penguatan pound disebabkan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) secara umum dan harapan proses Brexit akan berlangsung tanpa riak konflik.

Mata uang Inggris itu diperdagangkan pada level $1,38 pada hari Senin atau naik 0,6% dibandingkan hari perdagangan sebelumnya. Namun, pound melemah 0,1% terhadap euro yang diperdagangkan pada level tertingginya dalam tiga tahun terakhir di kurs 88,89 pence per euro.

Pound mencatatkan kenaikan tertingginya terhadap dolar dalam empat bulan terakhir pada hari Jumat minggu lalu, dilansir dari Reuters.

“Hingga saat ini negara anggota UE lainnnya menunjukkan sikap yang sama, yaitu mempersulit proses [Brexit] untuk Inggris,” kata chief strategist ACLS Global Marshall Gittler.

“Jika ternyata mereka mencoba menegosiasikan win-win solution untuk Inggris, hal ini akan sangat mendukung pound,” ujarnya. Ia mencontohkan laporan Bloomberg yang menyebutkan perdana menteri Luksemburg yang menyerukan “pragmatisme” dan ingin membatasi akibat buruk bagi kedua belah pihak.

Beberapa analis berpendapat terobosan yang dilakukan Kanselir Jerman Angela Merkel minggu lalu yang akan membentuk koalisi besar pemerintah telah membantu penguatan pound. Pasar meli]hat Merkel sebagai sekutu Inggris and seseorang yang akan berusaha untuk mencapai kesepakatan dagang yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Rally kurs pound akan diuji pada hari Selasa dengan akan diumumkannya data inflasi. Inflasi diperkirakan akan berada di kisaran 3% di Desember, menurut perkiraan Reuters. Angka di bawah perkiraan akan melemahkan poundsterling.
(prm/prm) Next Article Ekonomi Inggris Loyo, Poundsterling Anjlok 0,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular