Long Covid-19 Bisa Bikin Rambut Rontok Hingga Disfungsi Seks

Jakarta, CNBC Indonesia - Ahli memperkirakan bahwa satu dari delapan pasien mengalami Long Covid. Ini merupakan kondisi yang membuat seorang penyintas Covid-19 masih merasakan gejala penyakitnya, meski sudah dinyatakan negatif dari virus.
Sejumlah peneliti di Inggris menganalisa lebih dari 450.000 penyintas Covid. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kerontokan rambut dan disfungsi seksual termasuk efek jangka panjang potensial dari long Covid-19.
"Beberapa gejala yang kami temukan berkaitan dengan COVID setelah 12 minggu ini cukup mengejutkan dan jarang diketahui, seperti rambut rontok dan penurunan libido. Gejala lain termasuk nyeri dada, demam, inkontinensia usus, disfungsi ereksi dan pembengkakan anggota badan," kata Dr Shamil Haroon dari University of Birmingham, dikutip dari Daily Star, Jumat (19/8/2022).
"Gejala long Covid sangat luas dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh faktor lain seperti gaya hidup atau kondisi kesehatan kronis," jelasnya.
Menurut Dr Haroon, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk perawatan kepada pasien yang mengalami efek jangka panjang dari COVID-19.
Para ahli belum mengetahui penyebab pasti Long Covid, yang dalam jangka panjang bisa berubah menjadi berbagai kondisi. Namun, ada kemungkinan Long Covid terjadi karena pembekuan darah, virus yang tersisa atau sebagai bentuk respon imun.
Beberapa gejala long COVID yang paling umum dilaporkan pasien, antara lain:
- Kehilangan kemampuan indra penciuman
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Demam
- Disfungsi ereksi
- Halusinasi
- Pembengkakan pada anggota badan
- Kerontokan rambut
- Perubahan siklus menstruasi
[Gambas:Video CNBC]
Ciri Kolesterol Tinggi Terlihat Jelas dari Kaki, Sudah Cek?
(hsy/hsy)