Internasional

Rasis ke Negeri Kpop, Raksasa Komestik Jepang Mau Diboikot

sef, CNBC Indonesia
16 December 2020 16:53
FILE - In this Aug. 2, 2019, file photo, a woman walks past an advertisement featuring Japanese and South Korean flags at a shop in Shin Okubo area in Tokyo. The leaders of China, Japan and South Korea are holding their latest trilateral summit in China this week, amid feuds over trade, military maneuverings and historical animosities. Most striking has been a complex dispute between Seoul and Tokyo, while Beijing has recently sought to tone-down its disagreements with its two neighbors.(AP Photo/Eugene Hoshiko, File)
Foto: AP/Eugene Hoshiko

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah perusahaan komestik dan makanan kesehatan tambahan besar Jepang kini terancam diboikot. Pasalnya sang eksekutif melontarkan komentar rasis tentang negeri k-pop, Korea Selatan (Korsel) dan menyebut perusahaannya 'murni Jepang'.

Yoshiaki Yoshida, CEO dari Daigaku Honyaku Center (DHC), membuat komentar dalam sebuah pesan di situs web yang menyerang perusahaan saingan Suntory. Keduanya bersaing di sektor suplemen kesehatan.

"Untuk beberapa alasan, model yang disewa untuk iklan Suntory hampir semuanya adalah orang Korea-Jepang. Jadi, tampaknya mereka diejek di Internet sebagai 'Chontory'," tulisnya dikutip AFP, Rabu (16/12/2020).

Istilah 'Chontory' ini akhirnya menimbulkan masalah. 'Chon' dianggap istilah yang merendahkan bagi orang Korea di Jepang, yang secara luas dianggap diskriminatif.

Yoshida juga melanjutkan dengan menulis bahwa karyawan DHC "murni Jepang". Hal ini membawa kemarahan pengguna Twitter di Jepang dan membuat tagar "Saya tidak lagi membeli produk dari DHC yang diskriminatif" viral.

"Saya tidak bisa lagi mempercayai produk perusahaan semacam itu. Saya menentang diskriminasi!" tulis salah satu pengguna Twitter.

"Mereka tidak dapat melakukan bisnis tanpa mendiskriminasi minoritas, konsumen, dan perusahaan lain? Saya akan mengatakan tidak kepada perusahaan yang begitu dangkal," tulis yang lain.Jepang memiliki undang-undang yang melarang ujaran kebencian.

Perusahaan, yang beroperasi di Korsel , AS, Taiwan dan Inggris, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Diskriminasi terhadap orang Korea di Jepang telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan latar belakang hubungan yang tegang antara Seoul dan Tokyo atas masalah yang berkaitan dengan sejarah masa perang. Selama pemerintahan kolonial Tokyo 1910-1945 di semenanjung Korea, jutaan orang Korea pindah ke Jepang, baik secara sukarela atau bertentangan dengan keinginan mereka.


(sef/sef) Next Article Duh! Monyet Bikin Pusing Jepang, Kenapa Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular