Internasional

Aduh! Babi AS Bikin Ribut Taiwan, Keluarga Pecah Belah

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
16 December 2020 14:03
A show pig looks out from its enclosure in the Swine Barn at the Iowa State Fair in Des Moines, Iowa, U.S., August 8, 2019.    REUTERS/Brian Snyder
Foto: Ilustrasi babi (REUTERS/Brian Snyder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Taiwan baru-baru ini untuk mengizinkan impor daging babi asal Amerika Serikat (AS) membuat geger. Pasalnya babi-babi tersebut mengandung zat aditif peningkat lemak telah menjadi kontroversi baru di masyarakat.

Bahkan, hal ini membuat beberapa keluarga larut dalam perdebatan sengit. Di wilayah paling selatan Taiwan di Pingtung, daerah penghasil daging babi utama, peternak babi Wu Jung-en (63) mengatakan dia "sangat marah dan terkejut" ketika mendengar berita itu.

"Saya cukup khawatir ini akan membuat orang takut akan daging babi, jadi mungkin mereka tidak akan memakannya lagi. Ini adalah hal yang mengerikan bagi kami, " kata Wu, kepada Reuters, dikutip Rabu (16/12/2020)

Namun, putranya yang berusia 32 tahun, Wu Hung-chi, tidak memandangnya seperti itu. Ia menilai hal tersebut sudah mekanisme pasar bebas.

"Saya telah memberi tahu teman-teman saya bahwa jika mereka takut, pergilah dan belilah daging babi berbadan hangat," kata Wu yang lebih muda, mengacu pada daging yang dimakan segera setelah disembelih bukan dibekukan.

"Ini pasar bebas. Jika tidak bagus, itu akan dihapus. Tidak ada yang memaksa Anda untuk memakannya."

Di lain kesempatan Teng Hung-chao, seorang peternak babi lainnya yang menjalankan koperasi penjualan pertanian di Pingtung, mengatakan bahwa ia juga tidak setuju dengan langkah tersebut. Menurutnya ini bisa mengacaukan industri di Taiwan.

"AS adalah produsen utama daging babi yang cukup kompetitif, jadi impor akan hemat biaya. Tapi itu tidak bisa dipaksakan pada kami, membawa kekacauan ke industri kami dan menjatuhkannya," menjadi peternak babi lebih dari tiga dekade ini.

Sebelumnya, Presiden Tsai Ing-wen memang mengumumkan izin impor daging babi AS ini pada Agustus. Padahal daging itu mengandung ractopamine, yang dilarang di Uni Eropa dan China dan daging sapi yang berusia lebih dari 30 bulan.

Partai oposisi utama pemerintah, Kuomintang (KMT) menentang langkah itu dengan alasan keamanan. Bahkan KMTsempat mengadakan protes yang riuh dan melemparperut babi di tengah-tengah majelis parlemen.

"Demi melindungi kesehatan masyarakat dan melindungi kesehatan makanan, kami menolak," kata KMT akhir November lalu.

Tsai Ing-wen sendiri berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP). Partai itu juga membantah tuduhan bahwa impor tersebut meningkatkan ancaman kesehatan.

Kisruh impor babi ini juga menimbulkan demo besar-besaran di Taiwan. Akhir November ratusan warga memadati jalan menentang impor dibuka.


(sef/sef) Next Article Bukan China, Taiwan Lagi Pening karena Air, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular