Riset Ini Sebut Vitamin D Kurang Bermanfaat Bagi Pasien Covid

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
28 November 2020 21:00
Medical personnel at work in the intensive care unit of the hospital of Brescia, Italy, Thursday, March 19, 2020. Italy has become the country with the most coronavirus-related deaths, surpassing China by registering 3,405 dead. Italy reached the gruesome milestone on the same day the epicenter of the pandemic, Wuhan, China, recorded no new infections. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms. For some it can cause more severe illness. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)
Foto: Melihat Penanganan Pasien Covid-19/ virus Corona di Italia. AP/Claudio Furlan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam pandemi virus Covid-19, pemberian vitamin kepada para pasien terinfeksi virus tersebut selalu diprioritaskan. Konon dipercaya makanan, buah dan sayuran yang mengandung vitamin C, D, dan E akan membantu penyembuhan pasien Covid-19.

Namun, pada kenyataannya, beberapa riset baru-baru ini menunjukkan hal yang berbeda. Hasil riset terbaru menunjukkan bahwa vitamin D tidak bekerja sama sekali dalam menanggulangi Covid-19.

Dilansir dari Reuters, sebuah penelitian yang baru-baru ini dibuat di Brazil menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang tinggi tidak memperbaiki masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh virus Covid-19.

Peningkatan suplemen vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempersingkat masa isolasi mereka di rumah sakit dan tidak menurunkan kemungkinan mereka dipindahkan ke perawatan intensif, membutuhkan ventilasi mekanis, atau bahwa kematian..

Dalam riset tersebut, dokter secara acak memberi 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena gejala yang parah parah, baik vitamin D3 dosis tinggi atau plasebo.

Hasilnya hanya 6,7% pasien dalam kelompok vitamin D yang membaik dibandingkan dengan 51,5% pasien dalam kelompok plasebo, menurut sebuah makalah yang di posting di medRxiv. Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti memusatkan perhatian pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan.

Para peneliti kemudian menilai bahwa uji coba acak pertama dari jenisnya yang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D "tidak efektif untuk meningkatkan lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan COVID-19 parah."

Hal ini tentu bertolak belakang dengan riset-riset sebelumnya. Seperti dituliskan dalam DetikHealth, beberapa penelitian, salah satunya dilakukan University of Chicago menunjukkan bahwa vitamin D sangat penting dalam membuat antibodi yang dapat mencegah infeksi pernapasan.

Selain berfokus pada vaksin pencegahan virus corona, saat ini para ilmuwan sedang berlomba-lomba menemukan ramuan vitamin terbaik bagi pasien Covid-19.


(roy/roy) Next Article Jangan Abai, Ini Pentingnya Konsumsi Vitamin D Saat Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular