
Corona Pukul Peritel Mewah Global

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona telah menempatkan banyak industri ke dalam masa krisis. Peritel mewah adalah salah satunya.
Dengan sedikit tempat untuk dikunjungi, pembeli memperlambat pengeluaran mereka. Perusahaan konsultan McKinsey memperkirakan pasar barang mewah global akan menyusut 35%-39% pada tahun 2020, dalam basis tahunan (YoY).
"Berdandan, membeli pakaian baru dan mengikuti mode sangat bergantung pada aktivitas sosial seperti pergi bekerja, pergi keluar, mengadakan pesta, dan hanya dilihat oleh orang lain. Jika Anda tidak melihat siapa pun, apa gunanya?," kata Vicky Bullen, CEO dari konsultan branding Coley Porter Bell kepada CNBC International.
Alih-alih memamerkan tas atau mobil kelas atas, yang mungkin terasa terlalu mencolok ketika ekonomi AS anjlok, konsumen malah menampilkan kebugaran mereka selama tinggal di rumah. Ini juga jadi tantangan lain bagi produk mewah.
Hal senada juga dikaji lembaga konsultasi Spark Ideas. Dalam kajiannya, kesehatan dan vitalitas jadi kemewahan baru yang sepertinya diburu konsumen.
"Segala jenis simbol atau isyarat yang sepenuhnya diizinkan," kata Malinda Sanna, pendiri dan CEO konsultasi Spark Ideas.
Sebelumnya, Spark Ideas melakukan penelitian dengan pembeli mewah di kota-kota di AS serta di Shanghai. Hasilnya peralatan fitness kelas atas seperti sepeda Peloton kian populer.
Waktu keluarga juga dilihat sebagai sumber kegembiraan oleh peserta studi. Keistimewaan nyata sekarang adalah dengan dikelilingi oleh orang-orang terkasih
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hermes Tutup Toko, Penjualan Anjlok 42%