Tips Atur Duit Hadapi New Normal, Perlu Dana Darurat?

Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
07 June 2020 19:51
aidil akbar, financial planner acara BCA ya
Foto: aidil akbar, financial planner acara BCA ya
Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia dan juga Indonesia memaksa masyarakat harus berubah, bahkan beradaptasi dengan situasi yang baru ini atau era new normal. Apalagi di masa pandemi COVID-19 nyaris semua sektor terpukul, dan tak sedikit pekerja yang terkena PHK hingga berkurangnya pemasukan.

Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan dalam kondisi ini penting memiliki dana darurat. Konsep dana darurat sebenarnya bukan hanya dikenal baru-baru ini melainkan sudah dikenal dari generasi sebelumnya, namun biasanya bukan berupa aset likuid.

"Dalam kondisi ini jangan ragu buat dipakai dana daruratnya, karena ini kan kondisi darurat," kata Aidil melalui livestreaming di detiknetwork, Minggu (7/6/2020).

Dia mengatakan sempat ramai di media sosial gaji Rp 80 juta di-PHK dan tidak bisa mencukupi kebutuhannya, hal ini menjadi penanda bahwa mereka tidak punya emergency fund. Aidil mengatakan dana darurat bisa menggunakan beberapa instrumen keuangan dengan memperhatikan likuiditasnya, mulai dari tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, dan juga emas.

aidil akbar, financial planner acara BCA yaFoto: aidil akbar, financial planner acara BCA ya
aidil akbar, financial planner acara BCA ya




"Di masa pandemi ini dana daruratnya harus naik 25-50% dibandingkan yang biasa disarankan. Misalnya dari yang sudah 3 kali atau 6 kali gaji, berarti ditambahkan 25-50% lagi," kata Aidil.

Yang paling penting dari dana darurat adalah ketika mengalami PHK. Nantinya setelah masa pandemi lewat,  dan mendapatkan sumber penghasilan lagi maka kelebihan dana darurat bisa dikembalikan ke investasi.

"Jaga-jaga saja, kita tidak pernah tahu prediksi COVID-19 ini sampai kapan," ujarnya.

Aidil juga menyarankan 3-6 bulan ke depan sebaiknya tidak mengeluarkan pengeluaran besar yang sifatnya tidak terlalu penting dan tidak menunjang profesi. Apalagi selama 1-3 bulan ke depan masih dalam masa waspada terutama dari sisi pekerjaan dan COVID-19 itu sendiri.

"Yang penting perkuat imunitas tubuh,  asuransi jangan lupa dan  protokol kesehatan tetap dijalankan. Maka harus mengatur keuangan seefisien mungkin. Tahan dulu sampai 80-90% pemerintah sudah mengumumkan kondisinya aman, selain itu kan tidak ada urgensi untuk kita menghamburkan uang," katanya.

Aidil juga menyarankan agar tidak menambah utang di kartu kredit, pinjaman online, Kredit Tanpa Agunan (KTA). Dia menegaskan porsi utang harus tetap dijaga agar tidak melebihi 30%. Jika memang membutuhkan uang tunai dia menyarankan untuk menjual aset atau opsi terakhir adalah gadai.

"Karena kalau pakai kartu kredit kembali lagi maksimal 30% dari penghasilan. Kalau belum punya cicilan sama sekali, ya masih boleh yg penting cicilan tetap 30%," katanya.
(gus) Next Article Bingung Gaji Bulanan Cuma Numpang Lewat? Coba Tips Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular