Bahaya, Kematian Orang Muda Akibat Corona Kian Tinggi

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
26 May 2020 18:59
Relatives carry the remains of a loved one in a cardboard coffin for burial, as they leave a church in Guayaquil, Ecuador, Monday, April 6, 2020. Guayaquil, a normally bustling city that has become a hot spot in Latin America as the coronavirus pandemic spreads, also has untold numbers dying of unrelated diseases that can’t be treated because hospitals are overwhelmed. (AP Photo/Luis Perez)
Foto: Warga membawa jenazah pasien Covid-19 dengan peti mati terbuat dari kardus (AP/Luis Perez)
Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa bilang anak muda lebih kuat hadapi virus corona? Laporan Washington Post baru-baru ini mengejutkan banyak pihak dengan menyebut kematian anak muda tercatat lumayan banyak di negara-negara berkembang.

Washington Post melihat kasus di negara seperti Brasil dan India, di mana pandemi belum ada tanda-tanda mereda. Di dua negara berkembang tersebut, kematian anak muda lumayan tinggi dan merupakan fenomena baru saat pandemi penyakit.

Mengutip Business Insider, kematian penduduk di bawah usia 50 tahun mencapai 5% di Brasil. 10 Kali lebih besar dibanding Italia, Spanyol. Sementara di Meksiko, hampir seperempat korban jiwa berusia 24 sampai 49 tahun.

Di India, pejabat setempat melaporkan  bahwa bulan ini hampir setengah dari yang meninggal berusia di bawah 60 tahun.

Kecenderungan yang sama dapat dilihat dalam rawat inap untuk pasien dengan kasus ekstrem, seperti di Brasil, di mana lebih dari dua pertiga rawat inap untuk orang pasien yang lebih muda dari 49 tahun.



Menurut The Post, para ahli memperkirakan kematian pemuda yang cukup tinggi ini salah satunya akibat fasilitas kesehatan yang kewalahan menangani pandemi. Selain itu juga diduga karena kemiskinan yang ekstrim, dan ketidaksetaraan sebagai faktor yang memperburuk jumlah korban jiwa yang dicatat di negara-negara berkembang.

Di India, ledakan kasus di Mumbai dikaitkan dengan lanskap kota yang padat dan kondisi di daerah-daerah seperti Dharavi, daerah kumuh terbesar di Asia, di mana rumah sakit kewalahan, pasukan polisi terlalu banyak, dan jarak sosial tidak dijalankan.

Meskipun pihak berwenang mengumumkan pada minggu-minggu awal pandemi bahwa orang yang lebih tua adalah yang paling berisiko kematian dari virus corona, beberapa bulan terakhir telah memberikan bukti luas bahwa infeksi dan kasus serius cenderung menyerang orang yang lebih muda antara 20 tahun dan 44 tahun. 



[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Begini Kondisi Kasus Covid di Indonesia setelah PPKM Dicabut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular