
Pasien Covid-19 Bisa Tembus 50 Ribu, RI Darurat Ruang ICU!
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
24 April 2020 12:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus corona atau covid-19 diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Mei ini. Para tenaga medis meminta pemerintah untuk mengantisipasi kondisi ini untuk mencegah kewalahan di lapangan.
Hal ini disuarakan oleh dokter sekaligus pemilik platform wecare.id Mesty Ariotedjo, yang cukup aktif terlibat dalam perang melawan covid-19 bersama berisan tenaga medis lainnya di Indonesia sejak pandemi melanda.
"Yang saya tahu dari tenaga medis dan media, diprediksi Mei ada darurat ICU kapasitas Rumah Sakit. Kondisinya kalau di RSCM pasien covid ICU anak sudah penuh, ini akan kewalahan sekali di bulan Mei akan ada 50 ribu pasien covid diprediksi," paparnya saat dihubungi CNBC Indonesia.
Mesty sendiri bersama wecare.id terus bergerak, sedang berupaya membangun kamar ICU sebanyak 100 bed.
"Kebutuhan dana itu tidak kecil, kami akan memberi edukasi ke masyarakat sekalian baik tentang APD juga ICU," jelasnya.
Ditengah pandemi Covid-19 seperti ini, petugas medis merupakan golongan paling rentan dan berisiko terkena terinfeksi virus tersebut. Bahkan mereka adalah pekerja di garda terdepan dalam menghadapi COVID-19.
Kendati demikian, hal itu tidak dibarengi dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Menurut selebriti sekaligus dokter Mesty Ariotedjo ada banyak tenaga medis yang gugur akibat positif Covid-19.
Selaku praktisi kesehatan, Mesty pun memiliki harapan kepada Pemerintah agar mau memperluas akses untuk mengajak para ahli bekerja sama. Ini untuk bersinergi melawan virus corona bersama-sama.
"Masih sama dari awal, kami meminta pemerintah memperluas akses dan mengapa banyak sekali tim ahli tidak diajak partisipasi sejak awal untuk melawan virus corona. Tim ahli kita disini pintar-pintar. Ini untuk membantu kerjasama penanganan wabah ini," ujar Mesty.
Mesty juga mengimbau bahwa peran pemerintah masih sedikit lamban khususnya dalam menghentikan wabah ini. Pemerintah harus berlaku tegas kepada masyarakat yang masih melanggar aturan yang sudah ditetapkan dalam menekan penyebaran virus ini.
"Saya lihat pemerintah masih lamban dalam menghentikan wabah ini. Tidak semua masyarakat Indonesia punya pengetahuan tentang hal ini jadi perlu adanya edukasi. Jadi pemerintah harus tegas akan kegentingan saat ini. Lebih tegas ke masyarakat dan berkolaborasi dengan tim yang ahli," papar dia.
(gus/gus) Next Article Love Distancing: Cinta & Keluarga yang Terpisah Akibat Corona
Hal ini disuarakan oleh dokter sekaligus pemilik platform wecare.id Mesty Ariotedjo, yang cukup aktif terlibat dalam perang melawan covid-19 bersama berisan tenaga medis lainnya di Indonesia sejak pandemi melanda.
"Yang saya tahu dari tenaga medis dan media, diprediksi Mei ada darurat ICU kapasitas Rumah Sakit. Kondisinya kalau di RSCM pasien covid ICU anak sudah penuh, ini akan kewalahan sekali di bulan Mei akan ada 50 ribu pasien covid diprediksi," paparnya saat dihubungi CNBC Indonesia.
![]() |
"Kebutuhan dana itu tidak kecil, kami akan memberi edukasi ke masyarakat sekalian baik tentang APD juga ICU," jelasnya.
Ditengah pandemi Covid-19 seperti ini, petugas medis merupakan golongan paling rentan dan berisiko terkena terinfeksi virus tersebut. Bahkan mereka adalah pekerja di garda terdepan dalam menghadapi COVID-19.
Kendati demikian, hal itu tidak dibarengi dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Menurut selebriti sekaligus dokter Mesty Ariotedjo ada banyak tenaga medis yang gugur akibat positif Covid-19.
Selaku praktisi kesehatan, Mesty pun memiliki harapan kepada Pemerintah agar mau memperluas akses untuk mengajak para ahli bekerja sama. Ini untuk bersinergi melawan virus corona bersama-sama.
"Masih sama dari awal, kami meminta pemerintah memperluas akses dan mengapa banyak sekali tim ahli tidak diajak partisipasi sejak awal untuk melawan virus corona. Tim ahli kita disini pintar-pintar. Ini untuk membantu kerjasama penanganan wabah ini," ujar Mesty.
Mesty juga mengimbau bahwa peran pemerintah masih sedikit lamban khususnya dalam menghentikan wabah ini. Pemerintah harus berlaku tegas kepada masyarakat yang masih melanggar aturan yang sudah ditetapkan dalam menekan penyebaran virus ini.
"Saya lihat pemerintah masih lamban dalam menghentikan wabah ini. Tidak semua masyarakat Indonesia punya pengetahuan tentang hal ini jadi perlu adanya edukasi. Jadi pemerintah harus tegas akan kegentingan saat ini. Lebih tegas ke masyarakat dan berkolaborasi dengan tim yang ahli," papar dia.
(gus/gus) Next Article Love Distancing: Cinta & Keluarga yang Terpisah Akibat Corona
Most Popular