Kesal Sama Pemerintah, Tenaga Medis Aksi 'Putar Badan' di RS

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
18 May 2020 14:11
Nurses gather holding placards with the names of their colleagues who died in their fight against the new coronavirus pandemic, during a protest marking International Nurses Day, in Brasilia, Brazil, Tuesday, May 12, 2020. (AP Photo/Eraldo Peres)
Foto: Perawat berkumpul memegang plakat dengan nama-nama rekan mereka yang meninggal dalam perjuangan mereka melawan pandemi coronavirus (AP/Eraldo Peres)
Jakarta, CNBC Indonesia - Para tenaga medis yang terdiri dari dokter dan perawat melakukan aksi 'balik badan' di rumah sakit di Belgia. Aksi ini dilakukan di hadapan Perdana Menteri Belgia Sophie Wilmes.

Ini merupakan bentuk protes para tenaga medis yang menilai pemerintah tidak menghargai perjuangan mereka dalam berperang melawan covid-19 di Belgia.

Para tenaga medis ini melakukan aksi membalikkan badan saat Perdana Menteri (PM) Sophie Wilmes melakukan kunjungan rumah sakit di ibukota Belgia, Brussels, pada hari Sabtu. Pimpinan negara itu pun disambut dengan sangat dingin.


Ini terlihat dari sebuah cuplikan, dimana para tenaga terlihat berbaris seperti hendak menyambut kedatangan Sophie Wilmes. Namun, ketika mobil orang nomor satu di Belgia itu mulai mendekat, mereka mulai membalikkan badan.




Adapun kekecewan ini muncul sebagai tanggapan terhadap penandatanganan undang-undang atas keputusan kerajaan yang menyebut bahwa staf yang tidak memenuhi syarat tidak dapat melakukan tugas keperawatan di tengah pandemi COVID-19, menurut media setempat.


Awal bulan ini, Persatuan Perawat Umum di Belgia juga mengatakan dekrit tersebut merupakan tamparan nyata bagi profesi medis. Hal itu juga merusak pekerjaan saat sangat dibutuhkan selama pandemi ini.

Lebih lanjut, keputusan itu datang pada saat sektor kesehatan Belgia sedang runtuh, tidak merasa didengar, diakui dan dihargai. Menurut media RTBF Belgia, kedatangan Wilmes pada hari Sabtu itu sebenarnya ingin menenangkan seluruh staf rumah sakit.



Dia tidak ingin melihat periode pasca-virus corona di mana sektor keperawatan dikurangi seperti sebelumnya.

Sebelumnya, Belgia adalah salah satu negara yang paling terpukul di Eropa oleh COVID-19, setelah mencatat 54.989 infeksi pada populasi 11,5 juta. Sebanyak 9.005 orang di Belgia telah meninggal karena penyakit ini.

Negara ini telah menerapkan lockdown selama dua bulan terakhir untuk mengendalikan virus, tetapi sebagian sekolah, pasar, museum, dan kebun binatang mulai dibuka beberapa hari lalu.



[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Love Distancing: Cinta & Keluarga yang Terpisah Akibat Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular