
Usai Positif Corona, Pangeran Charles Tak Lagi Diisolasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah positif terjangkit virus corona dan menunjukkan gejala ringan-sedang dari penyakit COVID-19, pewaris tahta Inggris Pangeran Charles kini tidak lagi diisolasi di tanah luas Balmoral milik Ratu Elizabeth di Skotlandia timur laut.
"Clarence House [kediaman kerajaan] telah mengkonfirmasikan hari ini, bahwa setelah berkonsultasi dengan dokternya, Pangeran Wales sekarang berada di luar isolasi diri," kata pernyataan kerajaan Inggris, dikutip dari AFP, Selasa (31/3/2020).
Pemilik nama lengkap Charles Philip Arthur George yang diberi gelar Pangeran Wales ini sebelumnya melakukan tes uji corona pada Senin, 23 Maret lalu dan hasilnya keluar pada keesokan harinya. Prince of Wales yang kini berusia 71 tahun dinyatakan positif, sementara istrinya Camilla (72) negatif corona.
Charles kemungkinan sudah terinfeksi corona sebelum bertemu dengan ibunya, Ratu Elizabeth pada 12 Maret lalu.
Dalam sebuah video yang beredar, Charles sempat menawarkan bersalaman dengan beberapa tamu di acara The Prince's Trust yang digelar di London Palladium pada 11 Maret. Namun hal itu dengan cepat tidak jadi dilakukan oleh Charles setelah mengingat harus menghindari bersentuhan akibat corona.
Di acara amal tersebut, Charles bertemu dengan Pangeran Albert dari Monaco. Sayangnya, Albert kemudian diketahui bahwa ia positif corona.
Namun hingga kini belum diketahui dari mana Charles tertular virus tersebut. Menurut Clarence House, "adalah tidak mungkin untuk memastikan dari siapa Pangeran tertular virus karena banyaknya keterlibatan yang dia lakukan dalam peran publiknya selama beberapa minggu terakhir."
Adapun keadaan Ratu Elizabeth yang kini berusia 93 tahun, menurut pernyataan Istana Buckingham, sekarang sedang berada dalam Kastil Windsor dan dalam keadaan baik.
Sejak 19 Maret, Ratu Elizabeth sudah meninggalkan London ke Kastil Windsor bersama suaminya, Pangeran Philip. Namun, saat ditanya lebih detail apakah Ratu dan suaminya sudah dites, istana menolak berkomentar.
Menurut data Worldometers, Inggris menduduki posisi kedelapan dengan kasus terjangkit corona terbanyak secara global, dengan 22.141 kasus. Sedangkan kasus kematian ada 1.408, dengan hanya 35 kasus berhasil sembuh.
Kepala Layanan Kesehatan Nasional di Inggris, Simon Stevens, mengatakan lebih dari 9.000 orang dirawat di rumah sakit, kenaikan 50 persen sejak Jumat (27/3/2020) lalu.
Sejak Senin pekan lalu, Inggris sudah melakukan penguncian wilayah (lockdown) karena corona selama tiga minggu ke depan, juga menutup toko atau beberapa layanan untuk membatasi penyebaran virus dari kontak dekat dan mengurangi beban pada NHS yang dikelola pemerintah.
(tas/tas) Next Article Pangeran Harry Sebut Medsos Picu Kebencian, Kok Bisa?
