
Internasional
Kematian Akibat Corona 11 Ribu, Italia Perpanjang Lockdown
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 March 2020 08:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Italia memperpanjang masa penguncian wilayah (lockdown) hingga 12 April. Pasalnya kasus kematian akibat pandemi corona (COVID-19) telah memakan korban jiwa hingga 11.591 di negeri itu.
Jumlah tersebut menjadi kasus kematian terbanyak secara global. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Roberto Speranza.
Meski demikian, Perdana Menteri Giuseppe Conte meyakinkan pembebasan karantina akan dilakukan bertahap. Ini dilakukan agar Italia tak semakin terpuruk karena corona.
"Penutupan negara selama tiga minggu sangat sulit secara ekonomi," kata Conte kepada surat kabar Spanyol El Pais, yang dikutip dari AFP.
"(Tentu) Tidak bisa bertahan lama. Kita akan mempelajari cara-cara (untuk menghilangkan pembatasan). Tetapi itu harus dilakukan secara bertahap," tambahnya.
Italia adalah negara Eropa pertama yang memberlakukan lockdown besar-besaran untuk membendung pandemi. Corona secara global telah merenggut lebih dari 36.000 jiwa di seluruh dunia.
Tetapi bukti baru menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 kini mulai melambat di negeri itu. Tingkat infeksi baru setiap hari turun menjadi 4,1% dibanding 62% bulan lalu.
Jumlah orang yang menderita COVID-19 di wilayah Lombardy utara juga turun untuk pertama kalinya. Bahkan 1.590 orang pulih dalam 24 jam terakhir.
"Ini adalah jumlah pemulihan tertinggi yang tercatat sejak awal pandemi," kata kepala layanan perlindungan sipil Angelo Borrelli.
Italia kini menjadi negara kedua dengan kasus terinfeksi terbanyak, setelah Amerika Serikat yang menduduki posisi pertama pada kasus kematian terbanyak. italia juga menduduki posisi ketiga dalam kasus berhasil sembuh terbanyak.
Berdasarkan data Worldometers, Italia memiliki 101.739 kasus terinfeksi. Dengan 11.591 kasus kematian, dan 14.620 kasus berhasil sembuh per Selasa (31/3/2020).
(sef/sef) Next Article Italia Perpanjang Lockdown akibat Pandemi Corona
Jumlah tersebut menjadi kasus kematian terbanyak secara global. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Roberto Speranza.
"Penutupan negara selama tiga minggu sangat sulit secara ekonomi," kata Conte kepada surat kabar Spanyol El Pais, yang dikutip dari AFP.
"(Tentu) Tidak bisa bertahan lama. Kita akan mempelajari cara-cara (untuk menghilangkan pembatasan). Tetapi itu harus dilakukan secara bertahap," tambahnya.
Italia adalah negara Eropa pertama yang memberlakukan lockdown besar-besaran untuk membendung pandemi. Corona secara global telah merenggut lebih dari 36.000 jiwa di seluruh dunia.
Tetapi bukti baru menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 kini mulai melambat di negeri itu. Tingkat infeksi baru setiap hari turun menjadi 4,1% dibanding 62% bulan lalu.
Jumlah orang yang menderita COVID-19 di wilayah Lombardy utara juga turun untuk pertama kalinya. Bahkan 1.590 orang pulih dalam 24 jam terakhir.
"Ini adalah jumlah pemulihan tertinggi yang tercatat sejak awal pandemi," kata kepala layanan perlindungan sipil Angelo Borrelli.
Italia kini menjadi negara kedua dengan kasus terinfeksi terbanyak, setelah Amerika Serikat yang menduduki posisi pertama pada kasus kematian terbanyak. italia juga menduduki posisi ketiga dalam kasus berhasil sembuh terbanyak.
Berdasarkan data Worldometers, Italia memiliki 101.739 kasus terinfeksi. Dengan 11.591 kasus kematian, dan 14.620 kasus berhasil sembuh per Selasa (31/3/2020).
(sef/sef) Next Article Italia Perpanjang Lockdown akibat Pandemi Corona
Most Popular