
Keluarga Kerajaan Inggris Banjir Kritik, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehidupan para anggota kerajaan Inggris selalu menarik perhatian. Baru-baru ini, Ratu Elizabeth dan penduduk Istana Buckingham lainnya mendapat banyak kritikan dan disebut 'freeloader'.
Dalam sebuah wawancara, penulis biografi "The Last Queen : Elizabeth II's Seventy Year Battle to Save the House of Windsor" Clive Irving mengklaim bahwa monarki tidak memiliki 'misteri'. Ia menyebut monarki diisi dengan bangsawan yang bekerja cuma-cuma dan hanya membonceng kerajaan.
Ia pun berpendapat bahwa mahkota telah kehilangan relevansinya. Di mana orang-orang berpaling dari kerajaan dan popularitasnya semakin berkurang.
![]() FILE In this March 9, 2020 file photo, Britain's Queen Elizabeth II and Prince Charles leave after the Commonwealth Service at Westminster Abbey, London on Commonwealth Day. Prince Charles, the heir to the British throne, has tested positive for the new coronavirus. Clarence House office reported on Wednesday, March 25, 2020 that the 71-year-old is showing mild symptoms of COVID-19 and is self-isolating at a royal estate in Scotland. It says his wife Camilla has tested negative. (Yui Mok/PA via AP, File) |
Ia pun menyebut seharusnya suasana 'misteri' yang ada pada Ratu Elizabeth II sangat penting. Karena tidak ada orang yang benar-benar tahu siapa Ratu sebenarnya.
"Sementara seluruh opera keluarga kerajaan adalah daya tarik yang besar, itu lebih lama dari waktunya dalam hal tujuan yang agung. Banyak anggota keluarga kerajaan yang memuat gagasan tentang keluarga kerajaan," ungkap Irving dikutip dari The News.com, Kamis (21/1/2021).
Berbicara dengan Today Extra Australia, Irving mengatakan bila Pangeran Charles menjadi Raja Inggris maka pemerintahannya nanti akan seperti mengemudi 'di atas tebing'. Penulis itu menilai Charles sangat berbeda dengan ibunya.
Charles dinilai lebih terbuka mengenai pikiran dan perasaannya. Bahkan Irving mengatakan bahwa publik tahu terlalu banyak tentang sosok Pangeran Charles ini.
Charles benar-benar berbeda dalam sifat dan perilaku dengan ibunya. Ia pun menganggap bahwa Ratu berhasil menyembunyikan 'misteri' selama 68 tahun memerintah.
"Sang Ratu tampak lebih modern daripada Charles. Dia (Ratu Elizabeth II) sangat timeless, sedangkan Charles adalah tokoh abad ke-18. Itu tidak akan menjadi masalah jika dia tidak mencoba memaksakan seleranya pada orang lain," papar Irving.
Dia juga memuji keluarnya Meghan Markle dan Pangeran Harry dari kerajaan dengan mengatakan bahwa yang dilakukannya mewakili abad ke-21. "Mereka mewakili abad ke-21. Mereka tidak mungkin berada di dalam kandang," ungkap dia.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Harta Ratu Elizabeth Bakal Ludes Rp 372 M per Tahun
