
Ini Wahyudi, Dulu Pedagang Kali Lima, Kini YouTuber Terkenal
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 November 2019 16:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah menjamurnya kelas entrepreneur berbayar, saluran YouTube Sobat Dapur merupakan jawaban dan keinginan para calon wirausahawan zaman kini, yaitu kelas bisnis sekaligus kelas masak gratis.
Masyarakat hanya perlu menyediakan data kuota internet dan smartphone, serta waktu untuk mempraktekan resep-resep masakan dan berbagai kudapan dari saluran Sobat Dapur agar dapat dijadikan peluang bisnis.
CNBC Indonesia berkesempatan untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah dan pemilik saluran YouTube Sobat Dapur. Ialah Bang Sobat, atau yang memiliki nama asli Wahyudi (43) bersama istrinya, Endang Kurniati (40) merintis karir menjadi konten kreator di YouTube sejak Januari 2018 (namun sudah memiliki akun sejak 7 Desember 2017).
Ketika ditemui, Wahyudi baru saja pulang menjemput anak bungsunya dari sekolah. Dengan tampilan sederhana dan tidak neko-neko, ia membawa kami masuk ke dalam studio mini yang dulunya merupakan teras rumah.
Dari sana, dengan dialek aksen Betawi yang kental, Wahyudi yang merupakan keturunan Jawa tulen ini menceritakan awal mula sebelum ia dan istri terjun ke dunia konten kreator di YouTube.
Sebelumnya, Wahyudi yang lahir dari keluarga pedagang ini sudah mulai berdagang sejak usia 5 tahun karena ajaran dan tuntutan dari orang tuanya untuk bisa mandiri dan berwirausaha sendiri.
"Waktu itu saya mulai berjualan es mambo. Kita ambil dari jualan tetangga, dan keliling jualan itu ke teman-teman. Bahkan sampai sekolah pun, saya pernah bawa termos es untuk jualan itu. Sekolah sambil dapat duit gitu," ujar Wahyudi.
Dari hasil berjualan, menurut Wahyudi, sebagian besar biaya hidup mulai dari jajan dan biaya sekolah itu bisa ditutupi dari uang hasil berjualan.
Namun ketika duduk di bangku SMA, pria kelahiran 11 Juni 1976 ini jenuh dan malah ingin bekerja di kantoran seperti kebanyakan orang. "Pas lulus SMA, saya terpikir untuk kuliah," ungkapnya.
Maka pada tahun 1999, bapak tiga anak ini mulai kuliah dengan jurusan teknik elektro di Universitas Budi Luhur di Jakarta Selatan. "Saya kuliah ambil jurusan yang bertentangan dengan dunia bisnis dan berjualan," lanjutnya.
Dari mengenyam pendidikan di sana, Wahyudi lulus dengan belajar banyak mengenai pemrograman, ilmu komputer, hingga editing. "Cuma lucunya, ketika lulus dan dapat pekerjaan, saya hanya bertahan 6 bulan di sana. Tiba-tiba jadi tidak tertarik menjadi karyawan yang bekerja di perusahaan," akunya sambil tertawa.
"Yah, setelah dipikir-pikir, lebih menyenangkan berjualan. Memang sih bekerja di kantoran pasti lebih bersih, tapi jiwa saya seperti berontak gitu. Saya merasa ini bukan tempat saya, saya harus keluar lagi untuk berjualan," ungkapnya kembali.
Setelahnya ia kembali ke akarnya, yaitu berjualan. Wahyudi menuturkan ia mulai berjualan mie dan nasi goreng ala Chinese food. Ia juga mencoba berjualan martabak Bangka, serta penganan kue lainnya.
Masyarakat hanya perlu menyediakan data kuota internet dan smartphone, serta waktu untuk mempraktekan resep-resep masakan dan berbagai kudapan dari saluran Sobat Dapur agar dapat dijadikan peluang bisnis.
Dari sana, dengan dialek aksen Betawi yang kental, Wahyudi yang merupakan keturunan Jawa tulen ini menceritakan awal mula sebelum ia dan istri terjun ke dunia konten kreator di YouTube.
Sebelumnya, Wahyudi yang lahir dari keluarga pedagang ini sudah mulai berdagang sejak usia 5 tahun karena ajaran dan tuntutan dari orang tuanya untuk bisa mandiri dan berwirausaha sendiri.
"Waktu itu saya mulai berjualan es mambo. Kita ambil dari jualan tetangga, dan keliling jualan itu ke teman-teman. Bahkan sampai sekolah pun, saya pernah bawa termos es untuk jualan itu. Sekolah sambil dapat duit gitu," ujar Wahyudi.
Dari hasil berjualan, menurut Wahyudi, sebagian besar biaya hidup mulai dari jajan dan biaya sekolah itu bisa ditutupi dari uang hasil berjualan.
Namun ketika duduk di bangku SMA, pria kelahiran 11 Juni 1976 ini jenuh dan malah ingin bekerja di kantoran seperti kebanyakan orang. "Pas lulus SMA, saya terpikir untuk kuliah," ungkapnya.
Maka pada tahun 1999, bapak tiga anak ini mulai kuliah dengan jurusan teknik elektro di Universitas Budi Luhur di Jakarta Selatan. "Saya kuliah ambil jurusan yang bertentangan dengan dunia bisnis dan berjualan," lanjutnya.
Dari mengenyam pendidikan di sana, Wahyudi lulus dengan belajar banyak mengenai pemrograman, ilmu komputer, hingga editing. "Cuma lucunya, ketika lulus dan dapat pekerjaan, saya hanya bertahan 6 bulan di sana. Tiba-tiba jadi tidak tertarik menjadi karyawan yang bekerja di perusahaan," akunya sambil tertawa.
"Yah, setelah dipikir-pikir, lebih menyenangkan berjualan. Memang sih bekerja di kantoran pasti lebih bersih, tapi jiwa saya seperti berontak gitu. Saya merasa ini bukan tempat saya, saya harus keluar lagi untuk berjualan," ungkapnya kembali.
Setelahnya ia kembali ke akarnya, yaitu berjualan. Wahyudi menuturkan ia mulai berjualan mie dan nasi goreng ala Chinese food. Ia juga mencoba berjualan martabak Bangka, serta penganan kue lainnya.
Next Page
Jadi YouTuber Karena Digitalisasi
Pages
Most Popular