
Calon Box Office, Ini Bukti Frozen II Bukan Animasi Biasa
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 November 2019 20:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Film waralaba anak-anak dari Walt Disney Animation Studios, Frozen II disinyalir menjadi film sekuel yang akan masuk ke dalam box office.
Mengingat film pertamanya, Frozen menjadi sebuah fenomena di tahun 2013 dengan menghasilkan US$ 1,27 miliar (Rp 17 triliun) di box office global dan menjadi film animasi paling sukses yang pernah ada.
Elsa (Idina Menzel), Anna (Kristen Bell), Kristoff (Jonathan Groff), dan Olaf (Josh Gad) masih tetap berada di Arendelle tiga tahun setelah peristiwa dalam pertama film terjadi. Keadaan menjadi damai di Arendelle karena musim gugur telah dimulai. Hubungan Kristoff dan Anna sedang berusaha mencari pijakan, sebab Kristoff berencana untuk melamar Anna.
Tapi untuk Elsa, ada sesuatu yang sedang ia perhatikan. Dari banyaknya orang di Arendelle, hanya dia yang bisa mendengar suara seperti seorang wanita menyanyikan nada tinggi berulang dari arah utara.
Pada suatu malam, badai angin kencang menerpa Arendelle, yang membuat semua orang ketakutan dan membuat para troll takut bahwa kerajaan bisa dalam bahaya. Hal ini memotivasi Elsa, Anna, Kristoff (dengan Sven), dan Olaf untuk berangkat ke utara untuk mencari tahu apa penyebab badai tersebut dan juga menemukan asal suara yang terus didengar Elsa.
Selain alur cerita yang mendewasakan para karakter yang muncul, Frozen II juga menghadirkan lebih banyak lagu dalam filmnya. Jika dulu Frozen memiliki lagu adiktif 'Let It Go', kini Frozen II memiliki lagu yang lebih adiktif berjudul 'Into the Unknown'.
Lagu tersebut ditulis oleh penulis lagu 'Let It Go', Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez. Keduanya juga menulis lagu 'Remember Me' dalam film animasi 'Coco' dan keduanya memenangkan Oscar untuk lagu asli terbaik.
Isu Woman Empowerment dan Eksistensi Elsa
Seperti yang diketahui dari film pertama, Anna, dan terutama Elsa tidak membutuhkan siapa pun untuk bersandar. Mereka didorong oleh keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Tetapi kedua sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee memperdalam hal tersebut dalam sekuel ini.
Mereka jelas menyadari kekuatan film ini pada orang-orang muda, terutama wanita muda, dan menggunakannya untuk menunjukkan bahwa dalam seseorang bisa membuat dan menjalani jalan hidupnya sendiri, terlepas dari apa yang dipikirkan atau inginkan oleh orang lain.
Dalam film kedua ini, karakter Elsa, terutama soal seksualitasnya banyak diperbincangkan. Sebagai catatan, Disney tidak pernah membahas seksualitas Elsa, atau karakter lainnya dalam film waralaba ini.
Berbeda dengan adiknya Anna yang memiliki pasangan Kristoff Bjorgman sejak film pertama Frozen, sang kakak Elsa masih melajang.
Sutradara Jennifer Lee mengatakan dirinya terbuka akan ide apapun. "Ke mana kami akan membawa [cerita] itu, kami punya begitu banyak perbincangan tentang itu, dan kami benar-benar bersungguh-sungguh tentang hal ini," kata sutradara Jennifer Lee dalam wawancara dengan Huffington Post yang dikutip NME.
Lee juga menggambarkan bagaimana ia menulis naskah. "Saya selalu menulis berdasarkan karakternya, dan di mana Elsa dan apa yang Elsa lakukan dalam hidupnya. Kita lihat saja nanti ke mana kami pergi," tutur Lee.
Tidak berarti Elsa akan menutup pintu mengenai pasangannya kelak. Lee juga mengungkapkan bahwa perjalanan hidup karakter mereka telah direncanakan ketika film pertama Frozen dibuat.
"Satu hal yang jelas adalah dia sama sekali tidak siap untuk suatu hubungan. Dia masih terbiasa dengan kenyataan bahwa orang-orang menerimanya dan dia masih memiliki banyak pertanyaan tentang kekuatannya. Hal terbesar dari film ini adalah bahwa wanita ini membawa beban kerajaan di pundaknya dan bergulat dengan kekuatan yang luar biasa ini. Perasaan yang menjadi fokusnya dan sangat banyak," papar Lee, dikutip dari News18.
Perjuangan Elsa untuk berdamai dengan kekuatannya dalam film pertama Frozen menandai dirinya sebagai seorang feminis dan juga orang luar (outsider). Ia juga tidak memiliki pacar pangeran yang tipikal dari karakter semacam ini.
Frozen II akan tayang pada 20 November 2019 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
(gus/gus) Next Article Tayang 22 November, Ini 10 Fakta Menarik dari Frozen 2!
Mengingat film pertamanya, Frozen menjadi sebuah fenomena di tahun 2013 dengan menghasilkan US$ 1,27 miliar (Rp 17 triliun) di box office global dan menjadi film animasi paling sukses yang pernah ada.
Elsa (Idina Menzel), Anna (Kristen Bell), Kristoff (Jonathan Groff), dan Olaf (Josh Gad) masih tetap berada di Arendelle tiga tahun setelah peristiwa dalam pertama film terjadi. Keadaan menjadi damai di Arendelle karena musim gugur telah dimulai. Hubungan Kristoff dan Anna sedang berusaha mencari pijakan, sebab Kristoff berencana untuk melamar Anna.
![]() |
Pada suatu malam, badai angin kencang menerpa Arendelle, yang membuat semua orang ketakutan dan membuat para troll takut bahwa kerajaan bisa dalam bahaya. Hal ini memotivasi Elsa, Anna, Kristoff (dengan Sven), dan Olaf untuk berangkat ke utara untuk mencari tahu apa penyebab badai tersebut dan juga menemukan asal suara yang terus didengar Elsa.
Selain alur cerita yang mendewasakan para karakter yang muncul, Frozen II juga menghadirkan lebih banyak lagu dalam filmnya. Jika dulu Frozen memiliki lagu adiktif 'Let It Go', kini Frozen II memiliki lagu yang lebih adiktif berjudul 'Into the Unknown'.
Lagu tersebut ditulis oleh penulis lagu 'Let It Go', Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez. Keduanya juga menulis lagu 'Remember Me' dalam film animasi 'Coco' dan keduanya memenangkan Oscar untuk lagu asli terbaik.
Isu Woman Empowerment dan Eksistensi Elsa
Seperti yang diketahui dari film pertama, Anna, dan terutama Elsa tidak membutuhkan siapa pun untuk bersandar. Mereka didorong oleh keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Tetapi kedua sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee memperdalam hal tersebut dalam sekuel ini.
Mereka jelas menyadari kekuatan film ini pada orang-orang muda, terutama wanita muda, dan menggunakannya untuk menunjukkan bahwa dalam seseorang bisa membuat dan menjalani jalan hidupnya sendiri, terlepas dari apa yang dipikirkan atau inginkan oleh orang lain.
Dalam film kedua ini, karakter Elsa, terutama soal seksualitasnya banyak diperbincangkan. Sebagai catatan, Disney tidak pernah membahas seksualitas Elsa, atau karakter lainnya dalam film waralaba ini.
Berbeda dengan adiknya Anna yang memiliki pasangan Kristoff Bjorgman sejak film pertama Frozen, sang kakak Elsa masih melajang.
Sutradara Jennifer Lee mengatakan dirinya terbuka akan ide apapun. "Ke mana kami akan membawa [cerita] itu, kami punya begitu banyak perbincangan tentang itu, dan kami benar-benar bersungguh-sungguh tentang hal ini," kata sutradara Jennifer Lee dalam wawancara dengan Huffington Post yang dikutip NME.
Lee juga menggambarkan bagaimana ia menulis naskah. "Saya selalu menulis berdasarkan karakternya, dan di mana Elsa dan apa yang Elsa lakukan dalam hidupnya. Kita lihat saja nanti ke mana kami pergi," tutur Lee.
![]() |
Tidak berarti Elsa akan menutup pintu mengenai pasangannya kelak. Lee juga mengungkapkan bahwa perjalanan hidup karakter mereka telah direncanakan ketika film pertama Frozen dibuat.
"Satu hal yang jelas adalah dia sama sekali tidak siap untuk suatu hubungan. Dia masih terbiasa dengan kenyataan bahwa orang-orang menerimanya dan dia masih memiliki banyak pertanyaan tentang kekuatannya. Hal terbesar dari film ini adalah bahwa wanita ini membawa beban kerajaan di pundaknya dan bergulat dengan kekuatan yang luar biasa ini. Perasaan yang menjadi fokusnya dan sangat banyak," papar Lee, dikutip dari News18.
Perjuangan Elsa untuk berdamai dengan kekuatannya dalam film pertama Frozen menandai dirinya sebagai seorang feminis dan juga orang luar (outsider). Ia juga tidak memiliki pacar pangeran yang tipikal dari karakter semacam ini.
Frozen II akan tayang pada 20 November 2019 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.
(gus/gus) Next Article Tayang 22 November, Ini 10 Fakta Menarik dari Frozen 2!
Most Popular